Fenomena unboxing merujuk pada trend di kalangan anak-anak hingga remaja yang mengupas apa yang mereka baru beli dari mulai gawai, sepatu, kamera hingga mainan. Biasanya mereka menggunakan medium media sosial untuk menyebarkan impresi pertama mereka atas barang yang mereka baru miliki.
Penggiat Komunitas Teman Rakyat, Arya Gumilar menceritakan ide unboxing berangkat dari keprihatinan beberapa temannya, bahwa sejak 2018 sudah banyak yang membahas tentang pemilu namun mereka belum juga kunjung mengenal siapa calon anggota legislatif mereka.
“Kami nggak kenal siapa caleg kami. Bahkan di awal ide ini muncul, beberapa dari kami yang berkumpul kebanyakan cenderung golput,” kata Arya.
Berangkat dari kegundahan itu kemudian timbul ide untuk mencari rekam jejak caleg dan kemudian menyampaikannya ke kalangan millenial dan Gen-Z melalui medium media sosial dengan platform Instagram.
Awalnya, mereka memilih beberapa caleg secara acak, pada mulanya, kata Arya, yang memiliki slogan atau janji unik.
“Kami nggak pake sampling dari sekian ribu, tapi seketemunya. Kalo kami tertarik kami unbox. Misalnya ada caleg yang di spanduknya bilang “Anak Jaksel” maka di hasil review kami pun kami tulis pakai bahasa Anak Jaksel, seperti…which is, instead. Tapi kami mendahulukan caleg yang masih muda,” paparnya.
Artikel ini ditulis oleh: