Untuk mencari data caleg yang lagi ditelisik, mereka mencari dari berita, situs internet atau website yang dimiliki oleh caleg tersebut. Dalam setiap review yang mereka tuliskan, juga disertakan ajakan untuk memberikan data tambahan dari caleg itu sendiri atau dari orang yang mengenal bahkan juga bila ada sanggahan, dengan senang hati mereka akan menerimanya sebagai pelengkap.

Kini tak lagi mereka yang memilih secara acak siapa caleg yang akan di unboxing, namun mulai banyak permintaan dari millenial dan Gen-Z untuk mengupas caleg yang membuat mereka penasaran.

Arya dan kawan-kawan dari Komunitas Teman Rakyat kerap mendapat pengalaman unik selama mengupas rekam jejak caleg, salah satunya adalah mereka menemukan adanya caleg berusia muda yang memiliki pola pikir kolot atau mereka mendapat protes dari caleg muda yang di dalam reviewnya disebut hanya menjual penampilan.

“Giliran ada tulisan ulasan panjang dari yang bersangkutan, isinya tentang bagaimana dia ngurus anaknya. Ya kami berkesimpulan yang bersangkutan seorang ibu yang baik tapi belum tentu anggota DPR yang baik,” katanya.

Semangat interaktif dan kolaboratif serta keinginan memberi informasi bagi publik menjadi kunci bagi Komunitas Teman Rakyat dalam mengajak anak muda mengambil peran dalam politik nasional.

Artikel ini ditulis oleh: