Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi menyayangkan kenaikan tarif listrik yang terus menerus dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) tanpa penambahan kapasitas daya yang lebih besar. Sehingga, selain mahalnya pembayaran listrik, masyarakat di daerah juga mengeluhkan soal pemadaman.
Dirinya mengaku sepakat dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dilakukan PLN per 1 Juni kemarin, asalkan tidak terjadi lagi pemadaman khususnya di luar pulau Jawa.
“Di luar daerah yang dikeluhkan itu pemadaman. Mending dinaikkan daripada dipadamkan. Masyarakat menengah ke bawah juga bilang begitu. Argumentasinya kemampuan supply lebih rendah daripada demand. Pembangunan baru tapi pembangkit listrik enggak ada penambahan,” ujar Kurtubi di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (7/6).
Karena itu, Politikus NasDem itu menyarankan agar pemerintah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Sebab, PLTN lebih hemat, murah dan tidak perlu melakukan pemadaman di daerah.
“Makanya, meskipun komisi VII banyak yang belum setuju, presiden, Sudirman Said juga belum setuju saya akan tekan untuk dibuka pembangkit listrik tenaga nuklir berkapasitas besar. Karena saya lihat rakyat listriknya mati hidup mati hidup,”
“Kalau nuklir kapasitas besar biaya produksi per Kwh jadi murah begitu. Enggak ada co2, bersih. Sekalipun banyak enggak setuju, saya enggak peduli. Lebih banyak enggak setuju lebih bagus biar kita dialog terbuka,” jelas Kurtubi.
Menurutnya, dengan menggunakan PLTN juga bisa menarik investor ke Indonesia karena investor juga melihat kapasitas listik yang mumpuni.
“Untuk bisa menarik investasi tanpa listrik enggak bisa. Mereka lari ke Malaysia. Dia 5 kali dari kita. Dilihat dari kapasitas perkapita maupun konsumsi lima kali kita. Jadi Jangan heran investor lari kesana,”
“Nuklir bisa berkapasitas besar sekali bangun. Itu artinya biaya produksi rendah, jual ke rakyat murah tanpa pemadaman,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: