Jakarta, Aktual.com – Kendati laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD), pada perdagangan hari ini dibuka menguat, namun potensinya masih sangat rentan terjadi pelemahan. Pasalnya, sentimen positif bagi rupiah masih minim.
Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp13.393. Angka itu memang menguat 5 poin dari penutupan kemarin di posisi Rp13.398. Kendati kemudian di 15 menit pertama, rupiah kembali lunglai ke level Rp13.397.
Menurut analis pasar uang dari Binnaarta Sekuritas, Reza Priyambada, secara tren laju USD sedang menguat. Hal ini seiring respon positif atas dirilisnya data-data ketenagakerjaan AS yang mengalami kenaikan.
“Sehingga, kendati dibuka menguat, tapi karena belum adanya sentimen positif membuat rupiah sendiri masih rentan untuk kembali terjadinya pelemahan lanjutan,” terang dia, di Jakarta, Selasa (11/7).
Selain itu, kata dia, laju USD juga cenderung menguat untuk mengantisipasi pernyataan dari bank sentral AS, dari The Fed. Selain itu, ekspektasi pasar akan adanya sikap akan dovish dari kebijakan moneter bamk sentral Jepang, BoJ telah menekan yen (JPY) dan memberikan peluang pada kenaikan USD.
“Dengan laju USD yang trennya masih menguat tentu menghalangi peluang rupiah untuk menguat. Ditambah lagi masih adanya potensi kenaikan imbal hasil obligasi global yang membuat posisi USD masih kokoh,” ujar Reza.
Dia menegaskan, meski laju harga minyak sempat menguat, akan tetapi dengan masih dibayang-bayanginya aktivitas pengeboran tinggi di AS dan pasokan yang cukup dari negara-negara OPEC dan non-OPEC, membuat masih adany kekhawaturan di pasar.
Untuk itu, kata dia, tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat membuka peluang pelemahan kembali dari rupiah ini.
“Diperkirakan, laju support rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.422. Sedang posisi resisten rupiah akan berada di rentang Rp13.387,” ujar dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka