Jakarta, Aktual.com — Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Senin (28/9) dibuka melemah 0,27% ke 4.197,94. Indeks melanjutkan pelemahan sepanjang pekan lalu sebesar 3,94%. Pelemahan tersebut terjadi saat bursa Asia berfluktuasi.
Laju IHSG pasca libur Idul Adha tidak kunjung membaik dan cenderung berada di zona merah. Pelaku pasar masih aktif dalam melakukan aksi jual, terutama pada saham-saham konsumer dan perbankan.
Meski OJK mengatakan kinerja perbankan masih akan dapat bertahan di tengah pelemahan nilai tukar tupiah, namun tidak cukup menahan aksi jual pada saham-saham perbankan.
“Menurut kami kinerja dari perbankan tidak hanya ditentukan oleh faktor rupiah semata. Karena dengan pelemahan nilai tukar rupiah tentu kinerja perbankan akan terimbas secara tidak langsung,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Lebih lanjut dikatakan dia, kinerja pada debitur akan terganggu dan akan berimplikasi pada kualitas kredit yang dimilikinya.
Reliance Securities mengungkapkan bahwa data ekonomi ekonomi Amerika Serikat akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan bursa saham global sepanjang pekan ini.
Data ekonomi dimaksud adalah terkait data pendapatan personal dan penjualan rumah. Pasalnya, data ini akan menjadi salah satu bahan pertimbangan Federal Reserve AS untuk menaikan atau menurunkan suku bunganya.
“Data tersebut akan menjadi alasan the Fed mengenai suku bunga,” kata analis Reliance Securities Lanjar Nafi kepada wartawan di Jakarta, ditulis Senin (28/9).
Ia memprediksi, pada perdagangan awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan kembali tertekan.
“IHSG menguji level support 4.100-4.200 dengan range resistance 4.177-4.270,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan