Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik berbincang dengan sejumlah anggota DPR usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/4). Rapat tersebut membahas seputar target kinerja pertamina kedepan. AKTUAL/Tino Oktaviano
Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik berbincang dengan sejumlah anggota DPR usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/4). Rapat tersebut membahas seputar target kinerja pertamina kedepan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Sejumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan data pembelian saham perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Prancis,  Pacifico di Maurel & Prom oleh PT Pertamina (Persero).

Pembelian 24,53 persen saham dengan nilai harga EUR 4,20 per saham, ditambah premium sebesar EUR 0,5 per saham yang disepakati pada tahun lalu itu, disinyalir telah menyebabkan kerugian bagi Pertamina.

“Kami minta lapor untuk hulu migas di luar negeri, terutama Maurel & Prom. Karena kami mendapat data, tidak sedikit yang berpotensi rugi. Ini harus dibahas dan dibuk, karena BUMN itu uang negara. Coba bayangkan kita sekarang punya devisit Rp370 triliun. Ketidak seimbangan primer saja sudah Rp195 trilun artinya bunga utang itu dari penerimaan negara untuk membayar utang itu sudah dari utang,” kata Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, ditulis Senin (12/6).

“Jadi harus dibuka akusisi ini, apanya harus ditutup-tutupi oleh Pertamina? soal strategi apa? Publik harus dikasih tahu blok-blok migas yang diakuisisi itu,” tegasnya.

Selanjutnya Wakil Ketua Komisi VII  DPR, Satya Widya Yudha menambahkan; bahwa dia merasa perlunya penjelasan dari Pertamina, sebab saham yang diakuisisi oleh Pertamina itu merupakan saham perusahaan tertutup, sehingga sangat rentan terjadi penyimpanan dan luput dari pantauan pubik.

“Saya ingin menambahkan, itu kasus Murel and Prom yang Pertamina akuisisi itu, isunya merugi. Apalagi itu perusahaan tertutup bukan public company. Sehingga assessment waktu pembelian itu menjadi pertanyaan,” kata dia.

Menanggapi hal ini Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik menjadi gelagapan. Dia meminta untuk diadakan pembahasan dan pertemuan secara tertutup dengan Komisi VII DPR.

“Mengenai Maurel and Prom, itu kan ada 2 ladang yang produlsi dan ada 6 eksplorasi. Mungkin kedepan akan rapat tertutup. Kita review lagi, nanti kita akan sampaikan,” kata Elia Massa Manik.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka