
Jakarta, aktual.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau yang akrab disebut Cak Imin tiba-tiba menjadi sorotan publik saat namanya melonjak masuk dalam lima besar skor nasional calon presiden. Hasil survei Polmark Indonesia tersebut bahkan menunjukkan Cak Imin mampu mengalahkan Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur.
Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio mengatakan meningkatnya elektabilitas Cak Imin tersebut menjadi bukti kerja-kerja politik Ketum PKB tersebut melebihi tokoh politik lainnya. Kerja politiknya bahkan melampaui Prabowo Subianto yang diusung menjadi calon presiden (Capres).
“Dan, bahkan melebihi Prabowo Subianto yang digadang-gadang sebagai capresnya,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (31/3) kemarin.
Menurut Hensat, keberhasilan tersebut merupakan hal wajar. Selain alasan faktor akar rumput PKB yang kuat dan loyal ke dirinya, kerja-kerja politik Cak Imin juga tampak substansial selama beberapa tahun terakhir
“Pada saat pandemi, Cak Imin melakukan banyak hal. Ia bahkan menggelar perhelatan Festival cak Imin di berbagai kota besar. Ini membuat popularitasnya naik dan peran nahdliyin amat besar untuk melambungkan popularitasnya,” jelas Hendri.
Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini mengakui ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memiliki kepemimpinan yang luar biasa dan mampu membuat partainya menyalip partai Islam lainnya seperti PAN, PKS dan PPP. PKB saat ini menjadi partai Islam terbesar di parlemen.
“Sosoknya tidak bisa dianggap remeh. Dan, hari ini ia masuk dalam 5 besar kandidat capres. Maka artinya sangat potensial menjadi salah satu tokoh yang harus menjadi pertimbangan penting bagi kandidat capres lain untuk menarik cak Imin menjadi pendamping,” tegas Hensat.
Sebagai informasi, survei Polmark terbaru menunjukkan elektabilitas capres Ganjar Pranowo sebesar 22,8 persen, Prabowo Subianto 17,4 persen, Anies Baswedan 13,9 persen dan Ridwan Kamil 5,2 persen. Namun nama-nama Muhaimin Iskandar tiba-tiba mampu melesat ke posisi lima besar dengan angka 4,8 persen.
(Megel Jekson)