Jayapura, Aktual.com – Masyarakat adat Sentani Kabupaten Jayapura meminta pemerintah membubarkan organisasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Ondofolo atau tokoh adat Sosiri, Boas Assa Enock, beralasan KNPB kerap menggelar demo menyuarakan kemerdekaan Papua. “Satu hal yang kita harus tahu bahwa kelompok KNPB yang selama ini beraksi di sini, secara tegas kami menolak,” kata dia, saat jumpa pers di para-para adat Pasar Lama Sentani Kabupaten Jayapura, Kamis (13/5).
Menurut penuturannya, aksi-aksi KNPB seringkali membuat kekacauan di Kabupaten Jayapura. “Pasti ada saja yang dikorbankan dengan aksi mereka,” kata dia. Ditambah lagi KNPB tidak terdaftar di pemerintah.
Dia juga meminta pemerintah agar memulangkan warga yang tergabung di KNPB ke daerahnya masing-masing. “Jika hal ini tidak ditanggapi oleh pemerintah, maka kami pihak adat juga akan bersikap untuk mencari penyelesaian persoalan ini,” ucap dia setengah mengancam.
Diingatkan lagi olehnya, sesama warga yang berdomisili di Kabupaten Jayapura agar bisa menempatkan diri mengikuti adat istiadat dan budaya setempat. Terutama sistem pemerintahan adat yang berlaku pada masing-masing ondofolo.
“Kami mewakili masyarakat adat Kabupaten Jayapura menginginkan adanya kedamaian serta dapat berjalan dengan baik pembangunan di Kabupaten Jayapura, sehingga dapat menyejahterakan masyarakat,” kata dia .
Ondofolo Putali Nels Oktovianus Monim ikut menambahkan keterangan Boas. Kata dia, masyarakat di Kabupaten Jayapura sangat prihatin dengan sikap dan gaya berdemo kelompok KNPB.
“Kami sampaikan kepada pemerintah, bupati, gubernur maupun presiden bahwa kami sangat menolak dengan tegas kelompok KNPB karena itu bertolak belakang dengan adat kami,dan agar menindaklanjuti pernyataan sikap kami ini,” katanya pula.
Dari informasi yang dihimpun, KNPB merupakan kelompok masyarakat Papua yang menginginkan kemerdekaan Papua dan Papua Barat. Mereka merupakan inisiator dari demonstrasi berdarah di April tahun 2009. Dimana delapan pengunjuk rasa tewas oleh polisi saat aksi yang diikuti 15.000 orang lebih. Mereka mempersoalkan pelanggaran HAM yang terus terjadi di Papua, termasuk pembunuhan tokoh kharismatik Papua Kelly Kwalik.
Saat aksi 2 Mei lalu, disebut ada 1.000 lebih aktivis KNPB yang ditahan oleh pihak kepolisian. Alasan penahanan, pesan dari aksi mereka dianggap melanggar hukum dan kedaulatan Indonesia. Dalam demo itu KNPB mendesak dilakukannya referendum.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara