Malang, Aktual.com — Ketua Umum Masyarakat Adat Kepulauan Papua Pasisifk, Arnold Udar, mengecam tindakan sebagian kalangan atas pembakaran masjid di Tolikara Papua. Selain merusak toleransi umat beragama, hal itu juga mengancam keutuhan NKRI.
“Kami sangat mengharapkan perhatian serius dari pemerintah untuk menangani masalah ini,” ungkap Arnold, saat dihubungi, Minggu (19/7).
Atas nama masyarakat adat Papua, Arnold juga menyesalkan peristiwa itu dan berharap tidak terulang kembali pada masa mendatang.
Diharapkan, semua pihak mampu menahan diri, dan menyerahkan semua persolan ini kepada pihak kepolisian. Sangat disayangkan, bila ada pernyataan-pernyataan yang bernada miring, di luar konteks, bakal memperkeruh situasi.
“Biar polisi yang tangani. Kalau semua orang bicara seenaknya, bisa-bisa merusak situasi menjadi lebih runyam,” harap Arnold.
Dengan begitu, situasi tidak berkembang menjadi luas dan membias, bahkan mengarah ke hal yang memunculkan isu baru yang bernuansa SARA.
“Ini pelajaran amat berharga yang harus kita petik manfaatnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala bidang humas, Polres Malang, AKP Ni Nyoman Sri Efliandani mengatakan, usai insiden di Tolikara, pihaknya menjaga ketat Gereja yang ada di Kabupaten Malang. Penjagaan yang dilakukan sifatnya hanya mengantisipasi saja.
“Polri minta agar masyarakat waspada sehingga tidak terpancing isu yang menyesatkan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: