Jakarta, Aktual.com – Terkait dengan kisruh reklamasi teluk Jakarta yang saat ini masih terus berjalan, tokoh sejarahwan Betawi JJ Rizal mengatakan, jika masyarakat Betawi tidak bisa dilepaskan dari laut. Sebab, konsep masyarakat betawi mengenal betul dengan laut.
“Gini loh, di dalam konsep masyarakat Betawi itu ngga ada inter land yang ada inter sea, karena ada begitu banyak sungai yang melewati kawasan geografis orang betawi yang kemudian disebut dengan Jakarta. Dan sungai-sungai itu muaranya ke laut. Jadi laut, sungai, dan darat itu satu kesatuan kehidupan,” ujarnya kepada Aktual.com, ditulsi Kamis (10/12).
Lebih lanjut, JJ Rizal menjelaskan, jika sejarah Jakarta berawal dari daerah pesisir yang bernama Kalapa (Kota Bandar).
“Dalam sejarah Jakarta itu terbentuk awalnya itu sebagai Kota Bandar, namanya Kalapa. Kalau kita buka peta nusantara yang paling tua yang ditemukan di pertengahan abad ke-19, peta itu menunjukkan ada beberapa daerah pelabuhan, yang disebutkan salah satunya itu Kalapa,” jelasnya.
Dalam perjalanannya, Kalapa mengalami beberapa ekspansi kekuasaan, sehingga nama Kalapa beberapa kali berganti, seperti Sunda Kalapa, Jayakarta dan Batavia.
Namun, ia sangat menyayangkan jika masyarakat Betawi, bahkan pemimpin Jakartanya itu sendiri malah mengkerdilkan laut Jakarta, hanya sebatas Laut Ancol.
“Bukan hanya orang Betawi, pemimpin-pemimpinnya dan semua orang yang ada di Jakarta, lautnya itu sudah dikerdilkan menjadi Ancol. Seolah pantai yang lain tidak dikenal lagi. Dan pantai-pantai itu dianggap sebagai ruang rekreasi belaka. Padahal, pantai itu dunia kehidupan yang disebut orang betawi itu pesisir,” katanya.
Melihat yang demikian itu, JJ Rizal menilai jika hal tersebut sebuah ironi, dimana Presiden Joko Widodo berkata untuk lebih perhatian kepada laut, namun ada peradaban maritim yang terancam punah.
“Ini sangat ironi, karena Pak Jokowi teriak stop punggungi lautan. Sementara, peradaban maritim dan budaya maritim di teluk Jakarta yang ada di depan mata dia (Jokowi) sedang terancam dan akan punah,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: