Jakarta, Aktual.co — Saat ini, masyarakat maupun lembaga penegak hukum harus pro-aktif mengawasi dua kementerian basah yang diduga menjadi sapi perah. Keduanya adalah Meneg BUMN di bawah kepemimpinan Rini Soemarno maupun Kementerian ESDM di bawah kendali Sudirman Said.
“Saya mensinyalir dua kementerian itu akan menjadi mesin ATM parpol, karena pengalaman membuktikan saat Laksamana Sukardi menjabat Meneg BUMN semua asset BUMN seperti Indosat, Texmaco, penjualan tangker Very Large Crude Carrie (VLCC) dilego murah, sementara uang hasil penjaulan tidak pernah disetor ke kas negara, tapi mengalir ke parpol tertentu,” tegas pengamat politik Rusmin Effendy menjawab wartawan di Jakarta, Selasa (28/10).
Rusmin menambahkan, dalam waktu dekat ini, akan terjadi pergantian empat direksi kakap yakni, Pertamina, Telkom, PLN, dan SKK Migas. “Informasi yang saya terima, pergantian direksi ini akan menjadi agenda pertama yang akan dilakukan Rini Soemarno untuk menempatkan orang-orang tertentu,” tambahnya. 
“Bisa kita bayangkan apakah proses pergantian direksi BUMN yang selama ini melalui Tim Penilai Akhir (TPA) akan berlaku atau calonnya di drop tanpa melalui seleksi. Sekarang ini, para mafia migas  dibawah bendera Soemarno Inc sedang berupaya menempatkan orang-orangnya mengisi keempat BUMN tersebut,” papar dia.
Karena itu, lanjut dia, penempatan Rini Soemarno yang dipertahankan mati-matian oleh parpol tertentu merupakan skenario untuk mengamankan pergantian para direksi BUMN, selain ada agenda lain untuk menjual asset-asset BUMN. Apalagi pengangkatan Sudirman Said sebagai Menteri ESDM merupakan praktik persekongkolan para mafia migas pada saat-saat injury time kabinet akan diumumkan.
“Sekali lagi, Jokowi tak mampu menolak desakan parpol tertentu yang memaksakan nama Sudirman Said bahkan dikabarkan telah terjadi transaksional politik dengan pihak-pihak tertentu. Apalagi Sudirman Said bukanlah figur yang kompeten menduduki pos kementerian ESDM, selain tidak memiliki pengalaman di bidang migas juga memiliki rekam jejak dan track record yang jelek saat menjabat sebagai Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina tanpa alasan yang jelas. Pembentukan ISC sendiri belakangan diketahui bagian dari skenario mafia migas dan lembaga tersebut telah merugikan keuangan negara, namun kasusnya tak pernah diusut,” ujar Rusmin.