Ia mengatakan, desakan untuk boikot terkait dengan program tersebut bukan berarti virus tersebut akan terhenti. Untuk itu, ia meminta agar pengelola televisi, masyarakat, akan semakin cerdas dan justru tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Dalam mengelola sebuah program kajian, diharapkan disajikan dengan lebih berhati-hati.
“Program siaran yang berisi perbedaan pandangan atau paham dalam suatu agama wajib disajikan secara berhati-hati, berimbang, dengan dai tanpa masalah, yang berkompeten dan dapat dipertanggungjawabkan,” ucapnya.
Ia berharap, di masyarakat, jejaring sosial, maupun saluran televisi, bisa dihadirkan Islam yang berwajah ramah, damai, santun, mencerahkan dan penuh kesejukan.
“Perbedaan dirayakan bukan malah dipertentangkan apalagi saling mengkafirkan dan penuh ujaran kebencian antarsesama,” harapnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: