Ilustrasi Penurunan Daya Beli Masyrakat (Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Hendri Saparini menyebut pemerintah telah memperlebar ketimpangan ekonomi dan menurunkan daya beli yang ada di tengah masyarakat. Hal ini terjadi karena masyarakat kecil yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia kerap diabaikan oleh pemerintah.

Penurunan daya beli dalam beberapa waktu belakangan, menurut Hendri sangat wajar mengingat pemerintah telah memangkas beberapa subsidi yang diterima masyarakat dalam bentuk tarif dasar listrik dan harga gas.

“Subsidi listrik untuk 24 juta rumah tangga dipangkas hanya menjadi 4 juta, sudah jelas mengurangi konsumsi,” ujar Hendri kepada Aktual di Jakarta, Jum’at (3/11) kemarin.

Padahal menurutnya, CORE telah mengingatkan adanya penurunan konsumsi rumah tangga sejak akhir tahun lalu. Saat itu, sambung Hendri, CORE sempat menyatakan bahwa pemerintah harus berhati-hati dengan konsumsi rumah tangga.

Meskipun konsumsi rumah tangga masih berkontribusi sebesar 59 % terhadap produk domestik bruto (PDB), namun angka tersebut lebih banyak disumbang oleh masyarakat kelas atas.

“Sementara (sumbangan) masyarakat kelas bawah itu cuma 2-3 % saja,” tegasnya.

Oleh karenanya, ia pun tidak heran jika tingkat daya beli masyarakat dikabarkan anjlok pada saat ini. Padahal, keterpurukan ini dapat dihindari jika pemerintah mendeteksi hal ini sejak dini.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby