Mempawah, Aktual.com – Presiden Joko Widodo menyatakan yakin bahwa sejumlah pembangkit listrik portabel dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan suplai listrik.
“Jadi pada hari ini sudah diresmikan di 8 lokasi pembangkit listrik tenaga gas yang totalnya 500 megawatt (MW). Ini memang yang sangat dikeluhkan masyarakat karena masalah kebutuhan industri, kebutuhan untuk pabrik, kebutuhan untuk hotel, pariwisata dan juga rumah tangga yang mengantre ingin mendapatkan listrik,” kata Presiden Joko Widodo di Kabupaten Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (18/3).
Presiden menyampaikan hal itu dalam peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) portabel (Mobile Power Plant) di Desa Jungkat, Kecamantan Siantan, Kabupaten Mempawah, Pontianak, yang berkekuatan 4 x 25 megawatt (MW).
Selain PLTG MPP Mempawah, Presiden juga sekaligus meresmikan tujuh PLTG MPP dengan beragam kapasitas produksi juga diresmikan yaitu di Jeranjang, Nusa Tenggara Barat; Air Anyir, Bangka Belitung; Tarahan, Lampung; Nias Sumatera Utara, Balai Pungut, Riau; Suge, Belitung; dan Paya Pasir Sumatera Utara.
“Ini tadi sudah kita resmikan kira-kira bisa mensuplai untuk 100 ribu rumah tangga, ini penting sekali sebab dengan tambahan ini dan kecepatan pembangunan yang telah dilakukan PLN, saya kira kebutuhan itu bisa disuplai oleh PLN,” tambah Presiden.
Namun Presiden meminta PLTG portabel itu juga dapat dipindahkan suatu saat ke tempat lain.
“Tapi juga perlu saya ingatkan bahwa ini adalah MPP, ‘mobile power plant’, yang bisa dipindah-pindahkan ke tempat lain kalau memang tempat itu sangat membutuhkan kalau di sini sudah penuh. Kapasitasnya sudah bisa dipenuhi, bisa saja mesin ini dipindahkan ke provinsi lain,” ungkap Presiden.
Selain itu, Presiden juga berharap PLTG MPP benar-benar menggunakan gas sebagai bahan bakar, bukan lagi Marine Fuel Oil atau minyak diesel.
“Dan kedua, saya tadi sudah sampaikan pemakaian gas penting sekali baik juga karena masalah lingkungan dan juga karena harganya lebih murah,” tambah Presiden.
Presiden juga kembali mengingatkan agar jangan ada pihak yang mengambil keuntungan dalam 34 proyek pembangkit listrik mangkrak di PLN.
“Kan ada 34, sudah sering saya sampaikan kalau bisa diselesaikan ya diselesaikan, tidak apa-apa, tapi tadi saya sampaikan, diselesaikan yang benar, karena kita beli pabrik, pabrik listrik, bukan listriknya, jadi harus diselesaikan dengan benar. Kapasitasnya juga harus betul, sehingga lisrik keluarannya benar-benar bisa dipakai masyarakat, untuk pabrik, untuk industri, untuk pariwisata,” jelas Presiden.
Presiden sebelumnya menyatakan telah meminta laporan dari BPKP mengenai 34 proyek pembangkit listrik yang mangkrak 7-8 tahun. Data menunjukkan bahwa 71 proyek dari 109 proyek masih dalam tahap perencanaan dan pengadaan.
Saat peresmian, Presiden didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan