Medan, Aktual.co — Masyarakat di Kota Medan, Sumatera Utara, mengeluhkan keputusan penaikan harga gas elpiji 12 Kilogram oleh pemerintah.

Butet, pemilik warung makan di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan mengaku, saat ini harga gas elpiji tabung 12 kilogram mencapai Rp145 ribu per tabungnya. Butet pun mengatakan, kenaikan harga tersebut sangat memberatkan.

“Rp145 ribu per tabung dari sebelumnya Rp125ribu. Ya pasti memberatkan bang,” ujar Butet kepada Aktual.co, Rabu (7/1).

Akibat kenaikan tersebut, Butet mengaku berencana akan lebih banyak menggunakan tabung gas 3 kilogram. Pasalnya, menggunakan tabung gas 12 kilo dirinya tentu akan merugi.

“Kalau tabung 12 kilo pakenya cuma tiga hari, tapi kalau yang 3 kilo satu hari satu, harganya ada Rp18 ribu, ada juga yang bilang Rp16 ribu, tapi gak tau di mana yang jual segitu (Rp16 ribu),” kata Butet.

Terpisah, Ketua Pengurus Besar Parsadaan Bagas Godang Siunggam Medan Sekitarnya M. Yamin Daulay menuturkan, dirinya mendengar banyak keluhan warga terkait kenaikan harga elpiji 12 kilogram tersebut.

“Anggota organisasi kita banyak yang punya usaha rumah makan dan jualan yang setiap hari mengkonsumsi gas elpiji 12 kilogram. Dan mereka mengaku, harga baru tabung gas itu sangat memberatkan,” ucap Yamin.

Menurutnya, harga tabung gas diluar dari kewajaran, yakni mencapai Rp157 ribu per tabung.

“Yang kita temukan itu di daerah Kampung Lalang dan Cinta Damai, harganya Rp157 ribu,” ungkapnya.

Dikatakannya, atas kenaikan itu, kekhawatiran yang muncul yakni beralihnya masyarakat ke tabung gas elpiji 3 kilogram. Dan, jika itu terjadi, lanjutnya, maka pemerintah diminta untuk meningkatkan pengawasan distribusi.

“Kekhawatiran masyarakat beralih ke 3 kg, pemerintah harus siap menertibkan agen-agen gas yang menjual diatas harga het,” tukasnya.

Sementara itu, Humas Pertamina Sumut, Brasto Galih Nugroho mengatakan ketersediaan gas LPG 12 kilogram di Sumatera Utara dalam kondisi cukup.

“12 kg kan, itukan non subsidi, itu memang tidak dibatasi. Dan tidak ada masalah. Karena nonsubsidi, dia confidential. Untuk non subsidi kita tidak bisa melihat jumlahnya. Dia kembali ke kompetisi pasar,” kata dia.

Menurutnya, pasca kenaikan harga, belum terjadi peralihan secara besar-besaran pengkonsumsi elpiji 12 kilogram ke elpiji 3 kilogram. Bahkan, dari data yang dimiliki permintaan pasar terhadap tabung gas 12 kilogram malah cenderung meningkat.

“Tetap tinggi, dalam Senin sama Selasa ini diatas normal hariannya. Permintaan tetap tinggi, dan bahkan diatas sebelumnya,” kata Brasto.

Disinggung terkait harga tabung gas elpiji 12 kilogram, Brasto mengatakan masih mengikuti harga rata-rata nasional, yakni Rp134 ribu. Ditingkat pangkalan harga terpantau dikisaran RP135 ribu sampai Rp140 ribu, tergantung margin.

Begitupun, Brasto menekankan, bahwa untuk penentuan harga, situasi pasarlah yang menentukan.

“Ini kan non subsidi, jadi persaingan usaha, kalau disini lebih murah, ngapain ditempat lain. Dan non subsidi kan banyak produksi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: