Jakarta, Aktual.com – Nilai mata uang euro pada Selasa (5/7) merosot terhadap dolar AS, mencapai level terendah dalam 20 tahun terakhir ke level 1,029 dolar AS dengan bayang-bayang resesi ekonomi di zona euro.
Mata uang bersama 19 negara anggota Eropa tersebut terus melemah, merosot lebih dari 1 persen terhadap dolar AS. Tingkat referensi euro terhadap dolar AS adalah 1,0455, menurut Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB).
Euro telah turun lebih dari 9 persen terhadap dolar AS sejak awal tahun ini, menurut ECB.
“Meskipun survei PMI bulan Juni menunjukkan pertumbuhan aktivitas bisnis yang terus berlanjut pada akhir kuartal kedua, penurunan tajam dalam tingkat pertumbuhan meningkatkan risiko zona euro tergelincir ke dalam penurunan ekonomi pada kuartal ketiga,” menurut laporan S&P Global, yang diterbitkan pada Selasa.
Inflasi di kawasan euro terus meningkat, yang menurut para pengamat pasar dapat merusak kepercayaan konsumen dan membebani pertumbuhan ekonomi. Menurut kantor statistik Uni Eropa, inflasi tahunan di kawasan euro melonjak menjadi 8,6 persen pada Juni, naik dari 8,1 persen pada Mei.
ECB mengakhiri program pembelian obligasinya pada Juni, dan siap untuk menaikkan tingkat suku bunga pada Juli. Namun demikian, obligasi pemerintah negara-negara anggota tertentu, termasuk Italia, telah meningkat signifikan sejak ECB mengumumkan keputusannya untuk menaikkan suku bunga.
ECB terpaksa menyokong beberapa obligasi pemerintah dengan meluncurkan mekanisme antifragmentasi, sebuah langkah yang jelas akan membuat kebijakan pengetatannya kurang efektif dan menciptakan tekanan penurunan terhadap nilai mata uang euro.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin