Jusuf Kalla
Jusuf Kalla

Jakarta, Aktual.com – Pengelolaan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) dalam beberapa tahun ini dianggap tak terlalu sehat. Hal ini terbukti dengan adanya defisit anggaran yang masih lebar, sehingga pemerintah harus menutupnya dengan utang.

Namun ke depan, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), ke depannya pemerintah tak mau lagi membebani generasi mendatang dengan banyak utang.

“Belajar dua tahun ini, dari sisi APBN kita akan kelola lebih relaistis, tak hanya dengan memberi harapan tapi sulit dicapai. Sehingga tak ada anggaran belebihan yang hanya akan membebani generasi depan dengan utang yang besar. Kita akan realistis,” klaim Wapres JK di acara Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2017, di Jakarta, Jumat (13/1) malam.

Dengan begitu, agar tak terus melakukan kebijakan utang, kata dia, sistem perekonomian harus bertumbuh, sehingga skema belanjanya mesti lebih banyak untuk belanja modal.

“Pilihannya, kuatkan belanja modal dan lakukan penghematan di semua bidang. Termasuk di daerah itu harus digenjot investasinya. Dan industrialisasi harus lebih kuat,” papar JK.

Dengan kondisi itu, ujar Wapres, APBN mesti bisa menciptakan perekonomian yang lebih adil dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Baik itu antar daerah, antar orang pribadi, atau pun antar pengusaha.

“Salah satu untuk menciptakan kesejateraan lewat sektor pertanian. Selama ini, pertanian relatif bertumbuh, tapi pendapatan petaninya juga harus tinggi. Makanya investasi harus kuat agar tercipta lapangan pekerjaan dan peran perbankan mesti kuat,” pungkas Wapres.(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid