-Memerankan tugas mulia di usia muda dengan penuh kearifan

Pada usia remaja beliau sudah terlatih untuk menyampaikan khutbah jumat baik di zawiyah Shiddiqiyah menggantikan uwanya Syekh Sayidi Abdullah maupun di masjid lain menggantikan ayahnya, bahkan beliau menjadi khatib tetap setelah ayahnya berpulang ke rahmatullah.

Retorika khutbah beliau sangat sistematis, mampu memberikan pengaruh yang kuat kepada hati para pendengar dan mengagumkan bagi kalangan orang-orang khusus (ulama) maupun masyarakat awam, demikianlah sanjungan para masyaikh beliau dalam mengomentari gaya penyampaian khutbahnya.

-Berdakwah melalui beragam cara

Sebagai penghormatan terhadap zawiyah Shiddiqiyah yang telah banyak memiliki cabang zawiyah di berbagai daerah, Beliau saat ini dipercaya masyarakat untuk aktif mengisi majlis-majlis pengajian dan memberikan penyuluhan agama di beberapa masjid besar kota Tangier dan mengisi khutbah jumat di masjid al Muhsinin di distrik Ali Bay, Bani Makadah, dimana ayah beliau pernah mengisi khutbah jumat di masjid tersebut dalam kurun waktu yang bertahun-tahun lamanya sebelum akhirnya sempat diberhentikan oleh para penguasa karena dampak perang teluk pertama.

Selain mengisi khutbah jumat, di masjid al Muhsinin beliau juga mempunyai majelis halaqah ilmu yang diikuti oleh para mahasiswa lokal maupun yang berasal dari mancanegara seperti Mesir, Tunis, Malaysia, Indonesia dan Negara lainnya.

Di majelis tersebut beliau mengajarkan kitab Nukhbah al Fikri karya al Hafidz Ibnu Hajar al ‘Asqalaini, kitab Muqaddimah Ibnu Sholah, kitab Risalah Ibnu Zaed al Qaeraweni bi Masalik al-Dilalah karya al Hafidz Sayidi Ahmad bin Muhammad Shiddiq dan kitab Matan al ‘Usymawiyah dengan menggunakan syarah atau penjelasan dalil-dalil yang telah dituliskan oleh ayahanda beliau Syekh Sayidi Abdul Aziz bin Muhammad Shiddiq –Ridhwanullahi ‘Alaihim-.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid