Ribuan buruh yang dari berbagai serikat buruh siang hari ini menggelar di depan istana negara Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (15/10/2015). Sejumlah organisasi buruh ini menolak ditetapkannya RPP Pengupahan oleh pemerintah. dimana Rumusan RPP yang dibuat oleh pemerintah, kenaikan upah berdasarkan formula tetap.

Jakarta, Aktual.com – Peringatan May Day tahun 2017 merupakan kunci untuk meningkatkan keterampilan buruh maupun keluarga buruh. Sehingga kedepan tingkat kesejahteraannya bisa lebih baik lagi.

Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia Timboel Siregar mengatakan, selama ini memang ada permasalahan yang dihadapi kalangan buruh maupun keluarganya, yakni soal minimnya keterampilan.

“Dalam rangka May Day, kami berusaha meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya sesuai UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,” ujar Timboel di sela-sela acara Pelatihan Membuat Kue yang diikuti buruh wanita, dan Dharma Wanita Kemnaker, di Kantor Kamentrian Tenaga Kerja, Jakarta, Selasa (18/4).

Sehingga, kata Timboel, melalui pelatihan keterampilan membuat kue ini, para buruh dan keluarganya bisa lebih sejahtera. Inilah yang selama ini cenderung terabaikan.

Menurut dia, momen 1 Mei 2017, pihaknya bersama serikat pekerja lainnya, dan pemerintah serta pengusaha, mendorong sebuah pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan pekerja maaupun keluarganya.

“Dengan keterampilan, kita harapkan mereka nanti bisa berusaha di luar untuk menambah income buat memenuhi dan meningkatkan kesejahteraannya,” terang dia.

Disamping itu, lanjut Timboel, melalui keterampilan ini diharapkan, para istri buruh maupun buruh wanita memiliki jiwa kemandirian. Dan apabila mereka menghadapi masalah PHK, tidak kesulitan lagi mendapatkan income bagi keluarganya.

Selain pelatihan, pihaknya juga mendorong, agar ada permodalan yang bisa diberikan kepada buruh, agar keterampilan yang sudah didapat, tidak terbengkalai. Misalnya KUR yang bunganya hanya 7%,bagar membantu yang ingin berusaha.

“Kita juga mendorong pasar agar hasil produksinya bisa terjual dengan baik. Kita berharap, ada mekanisme yang mendorong makanan yang dihasilkan bisa terjual,” ungkapnya

Dalam hal ini, kata Timboel, peningkatan kesejahteraan buruh dan keluarganya menjadi kata kunci peringatan May Say tahun jni.

“Kita juga ingin agar pelatihan ini sebagai salah satu hubungan industrial yang selama ini terlupakan oleh kita semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Haiyani Rumondang mengatakan penetapan May Day sebagai hari libur nasional, hendaknya dimanfaatkan kalangan buruh melaksanakan kegiatan yang bisa memiliki nilai tambah.

“Disamping untuk berkumpul dengan keluarga, teman, atau sahabat, hari libur May Day bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat,” kata Haiyani.

Seperti halnya kegiatan pelatihan membuat kue yang digagas oleh para buruh ini. Kegiatan ini luar biasa dan mempunyai nilai yang luar biasa pula, yakni sebagai perekat antara kalangan buruh, pengusaha, dan pemerintah.

“Ini kegiatan yang digagas oleh para buruh, yang disuppport oleh pelaku usaha dan difasilitasi pemerintah. Kelihatannya kecil, tapi manfaatnya luar biasa, menjadi perekat semua komponen,” ungkap Haiyani.
Awal Tingkatkan Kesejahteraan Buruh

Jakarta, Aktual.com – Peringatan May Day tahun 2017 merupakan kunci untuk meningkatkan keterampilan buruh maupun keluarga buruh. Sehingga kedepan tingkat kesejahteraannya bisa lebih baik lagi.

Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia Timboel Siregar mengatakan, selama ini memang ada permasalahan yang dihadapi kalangan buruh maupun keluarganya, yakni soal minimnya keterampilan.

“Dalam rangka May Day, kami berusaha meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya sesuai UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,” ujar Timboel di sela-sela acara Pelatihan Membuat Kue yang diikuti buruh wanita dan Dharma Wanita Kemnaker di Kantor Kamentrian Tenaga Kerja, Jakarta, Selasa (18/4).

Sehingga, kata Timboel, melalui pelatihan keterampilan membuat kue ini, para buruh dan keluarganya bisa lebih sejahtera. Inilah yang selama ini cenderung terabaikan. Menurut dia, momen 1 Mei 2017, pihaknya bersama serikat pekerja lainnya dan pemerintah serta pengusaha, mendorong sebuah pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan pekerja maaupun keluarganya.

“Dengan keterampilan, kita harapkan mereka nanti bisa berusaha di luar untuk menambah income buat memenuhi dan meningkatkan kesejahteraannya.”

Disamping itu, lanjut Timboel, melalui keterampilan ini diharapkan, para istri buruh maupun buruh wanita memiliki jiwa kemandirian. Dan apabila mereka menghadapi masalah PHK, tidak kesulitan lagi mendapatkan income bagi keluarganya.

Selain pelatihan, pihaknya juga mendorong, agar ada permodalan yang bisa diberikan kepada buruh, agar keterampilan yang sudah didapat, tidak terbengkalai. Misalnya KUR yang bunganya hanya 7%, bagar membantu yang ingin berusaha.

“Kita juga mendorong pasar agar hasil produksinya bisa terjual dengan baik. Kita berharap, ada mekanisme yang mendorong makanan yang dihasilkan bisa terjual.”

Dalam hal ini, kata Timboel, peningkatan kesejahteraan buruh dan keluarganya menjadi kata kunci peringatan May Say tahun jni. “Kita juga ingin agar pelatihan ini sebagai salah satu hubungan industrial yang selama ini terlupakan oleh kita semua.”

Sementara itu, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Haiyani Rumondang mengatakan penetapan May Day sebagai hari libur nasional, hendaknya dimanfaatkan kalangan buruh melaksanakan kegiatan yang bisa memiliki nilai tambah.

“Disamping untuk berkumpul dengan keluarga, teman, atau sahabat, hari libur May Day bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat,” kata Haiyani.

Seperti halnya kegiatan pelatihan membuat kue yang digagas oleh para buruh ini. Kegiatan ini luar biasa dan mempunyai nilai yang luar biasa pula, yakni sebagai perekat antara kalangan buruh, pengusaha, dan pemerintah.

“Ini kegiatan yang digagas oleh para buruh, yang disuppport oleh pelaku usaha dan difasilitasi pemerintah. Kelihatannya kecil, tapi manfaatnya luar biasa, menjadi perekat semua komponen.” [Fadlan Syiam Butho]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu