Jakarta, Aktual.com — Di tengah dinamika pasar otomotif nasional yang kian kompetitif sepanjang 2025, Mazda menegaskan langkah strategisnya menghadapi perubahan preferensi konsumen Indonesia. Mengombinasikan nilai rasional dan emosional, Mazda menyiapkan strategi produk dan penguatan ekosistem untuk menjaga relevansi hingga 2026.
Memasuki penghujung 2025, pasar otomotif Indonesia menghadapi dinamika yang menuntut adaptasi sekaligus visi strategis yang matang. Pergeseran permintaan konsumen membentuk pola baru yang semakin kompleks.
Berdasarkan laporan GAIKINDO kuartal III 2025 dan analisis PwC Indonesia, beberapa segmen kendaraan mengalami pelemahan, sementara segmen lain menunjukkan ketahanan. Kondisi ini mencerminkan perubahan preferensi konsumen yang kini lebih multidimensional.
Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia, Ricky Thio, menilai keputusan pembelian kendaraan di Indonesia tak lagi semata rasional. “Mobil masih menjadi sarana mobilitas utama, tetapi juga dipandang sebagai bagian dari kualitas hidup. Sejalan dengan filosofi Mazda, the joy of driving may create the joy of living,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12/2025).
Di tengah kompetisi yang kian sehat, Mazda mampu menjaga stabilitas. Pada Oktober 2025, penurunan pangsa pasar Mazda tercatat hanya 0,12 persen, lebih rendah dibanding beberapa merek Jepang lain yang terkoreksi hingga 2–3 persen. Di segmen premium, kontraksi Mazda berada di kisaran 29 persen, ditopang performa Mazda CX-5, CX-3, dan Mazda 3 Hatchback.
Ricky menegaskan, konsumen kini semakin memperhitungkan Total Ownership Cost, mencakup biaya perawatan, administrasi, hingga nilai jual kembali. Namun, faktor tersebut dilengkapi aspek emosional seperti desain, kenyamanan, dan pengalaman berkendara.
“Indonesia adalah pasar yang sangat kompetitif dari sisi nilai. Konsumen menggabungkan logika biaya dengan kebutuhan personal,” kata Ricky.
Mazda menanamkan nilai tersebut melalui filosofi KODO Design dan Jinba Ittai, yang memposisikan kendaraan sebagai partner berkendara, bukan sekadar alat transportasi.
Menatap 2026, Mazda memproyeksikan pemulihan bertahap dengan potensi akselerasi pada semester kedua. Strategi segmentasi akan dipertajam, disertai peluncuran sejumlah model baru yang mayoritas SUV. Mazda juga memperkuat investasi jangka panjang melalui pembangunan training center untuk mendukung penjualan dan layanan purnajual.
Mazda menempatkan diri sebagai merek yang menggabungkan rasionalitas dan emosionalitas, membangun pengalaman berkendara yang relevan dengan karakter konsumen Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka Permadhi

















