Arsip foto - Seorang anak bersiap menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 yang berlabuh di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Kamis (23/1/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/YU

Dugaan keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) semakin meluas. Setelah menimpa pelajar di Lamongan, Garut, dan Bandung, ratusan siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, juga dilaporkan mengalami gejala serupa, Rabu (17/9/2025).

Di Salakan, Banggai Kepulauan, sebanyak 157 siswa SD, SMP, SMA, dan SMK dilarikan ke RSUD Trikora dengan keluhan mual, muntah, gatal-gatal, hingga sesak napas. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan, dr. Kasim Lahamade, M.Kes., menjelaskan, sebanyak 80 siswa sudah dipulangkan, sementara sisanya masih dalam perawatan.

Dugaan awal mengarah pada lauk ikan cakalang. “Kami sudah mengambil sampel makanan dan segera mengirimkannya ke BPOM Provinsi Sulawesi Tengah,” ujar dr. Kasim Lahamade.

Pengelola dapur penyedia MBG dari Yayasan Berkat Gemilang Nusantara, Christian Wauran, menyampaikan permintaan maaf. “Kami selalu melakukan pencicipan oleh ahli gizi dan asisten lapangan sebelum makanan dibagikan. Insiden ini di luar kendali kami,” katanya.

Bupati Banggai Kepulauan, H. Rusli Moidady, S.Sos., M.Si., memastikan pemerintah daerah bergerak cepat. Pemkab memastikan seluruh siswa tertangani dengan baik dan ke depan akan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBG.

Kasus serupa sebelumnya terjadi di Lamongan, Jawa Timur. Sebanyak 13 siswa SMAN 2 Lamongan dilarikan ke Rumah Sakit Islam Nasrul Ummah. “Gejalanya mual, pusing, dan muntah-muntah,” ujar Direktur RSI Nasrul Ummah Lamongan, dr. Hendra Wibowo.

Bupati Lamongan, H. Yuhronur Efendi, MBA., menegaskan langkah evaluasi akan ditempuh. “Kami akan lakukan evaluasi secara menyeluruh, termasuk uji laboratorium untuk mengetahui penyebabnya,” ujar Yuhronur.

Di Garut, Jawa Barat, ratusan pelajar dari tiga sekolah di Kecamatan Kadungora juga diduga keracunan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Lia Damayanti, menyebut, ada 14 orang yang dirawat intensif, sisanya rawat jalan.

Salah seorang pelajar SMP di Kadungora, Asep (16), mengaku gejala mulai dirasakan sejak dini hari. “Saya muntah-muntah dari jam 2 malam,” kata Asep.

Sementara di Bandung, warga Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, menyegel dapur MBG yang beroperasi hampir 24 jam, Ujang (45).

“Baunya menyengat, tidak enak. Apalagi truk pengangkut sampah parkir di depan rumah hampir tiap hari,” kata Ujang.

Keluhan serupa juga disampaikan Siti Aminah (38), warga Turangga lainnya. “Hampir tiap malam berisik, tidak pernah berhenti,” ujarnya.

Hingga kini, dinas kesehatan di daerah terdampak masih menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM untuk memastikan penyebab pasti dugaan keracunan massal ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Andry Haryanto