“Saat ini sudah agak baik karena telah tersedia air. Tapi pada hari pertama hingga hari ke lima sangat-sangat memprihatinkan. Karena air belum ada,” imbuhnya.

Di lokasi pengungsian lain seperti halaman Masjid Agung Palu, hal yang sama juga terjadi. Ada MCK namun airnya tidak jalan. Akibatnya bau menyengat keluar dari dalam ruang tempat buang hajat disamping masjid.

“Untuk WC ada tapi itu masalahnya, tidak ada air. Ada air di bak penampungan tapi jauh dari WC sehingga mungkin ada yang sudah kebelet dan lupa siram. Bau sekali,” kata Harold Pamora (33) warga Jalan Diponegoro yang mengungsi ke halaman masjid.

Ia mengatakan terdapat beberapa MCK bantuan yang tengah dibangun tak jauh dari tenda-tenda pengungsian. Namun, belum bisa digunakan sehingga pengungsi masih saja memaksa masuk ke MCK yang ada di samping Masjid Agung Palu.

Yang agak beruntung adalah para pengungsi di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat. Di lokasi pengungsian yang berada tepat di depan kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu cukup tersedia air dan MCK.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara