Jakarta, Aktual.co — Lebih dari 600 tentara AS sejak tahun 2003 melaporkan bahwa mereka terpapar bahan kimia di Irak dengan jumlah yang jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan Pentagon sebelumnya.
Pernyataan ini pertama kali dilaporkan oleh New York Times, yang telah terungkap dalam serangkaian artikel bulan November bahwa pasukan Amerika menangani gudang penyimpanan bahan kimia yang sudah mengalami penuaan dan terkadang diperintahkan untuk tidak memberitahukan temuan-temuan mereka di gudang tersebut.
Pentagon dinilai gagal untuk mengenali skala kasus yang dilaporkan dari paparan bahan kimia atau menawarkan pelacakan yang tepat dan pengobatan bagi tentara yang mungkin telah terpengaruh bahan kimia tersebut menulis harian New York Times mengutip pejabat pertahanan.
Sebelum invasi AS ke Irak pada 2003, Presiden George W. Bush meminta Baghdad untuk menyembunyikan senjata aktif program pemusnah massal.
Pasukan AS tidak menemukan bukti program aktif, tetapi mereka tidak menemukan sisa-sisa persediaan kimia tersebut sedangkan mereka juga tidak terlatih untuk menangani bahan-bahan tersebut, berdasarkan laporan dari harian tersebut.
New York Times awalnya menemukan 17 kasus tentara Amerika yang mengalami kerusakan dari sarin atau agen sulfur mustard dan sekitar delapan zat kimia berbahaya lainnya.
“Tapi berdasarkan pemeriksaan catatan militer terbaru yang diminta oleh kepala Pentagon Chuck Hagelhas menemukan bahwa ratusan tentara memberitahu militer bahwa mereka terpapar,” kata pejabat tersebut membenarkan laporan Times.
Hagel telah memerintahkan pemeriksaan medis baru bagi pasukan dan veteran yang terkena dampak dan para pejabat telah menyediakan hotline telepon nasional yang memungkinkan orang untuk melaporkan potensi eksposur dan mencari perawatan medis.