Jakarta, Aktual.com – Pada era awal 2000-an publik pernah dibuat terpana dengan megahnya kostum festival yang diperkenalkan Dynand Fariz dalam Jember Fashion Carnaval (JFC).

Semua orang kagum dan ingin bertandang ke Jember demi menyaksikan fenomenalnya arak-arakan sejauh 3,6 di kota itu. Kabar itu pun viral termasuk begitu banyak media yang mewartakan bahwa ada festival sesemarak di Rio de Jeneiro di Tanah Air.

Maka sejak itulah kostum festival ala JFC mewabah di berbagai tempat, festival serupa diduplikasi di hampir seluruh provinsi hingga hampir dua windu sampai saat ini.

Kemudian sampai di satu titik publik menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa, ritual yang tak lagi memancing rasa penasaran dan ingin tahu.

Boleh jadi masyarakat telah jenuh dengan kostum-kostum yang pada awalnya mengundang “wow” efek itu. Meski masih ingin menonton dan berharap ada sesuatu yang baru dari pertunjukan itu, namun perlahan tapi pasti festival serupa tertinggal sebagai ritual sebagaimana pendahulunya di Rio atau Pasadena dengan konsep yang berbeda.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid