Jika diadopsikan pada realitas kehidupan yang lain, boleh jadi fenomena serupa sedang terjadi pada ajang kumpul massa untuk sebuah tujuan tertentu.
Dengan mengesampingkan pro dan kontra yang masih saja muncul, ajang serupa Reuni 212 misalnya meski masih mengundang perhatian namun sementara publik boleh jadi mulai jenuh.
Begitu kerapnya acara serupa digelar membuat masyarakat yang tidak terlibat semakin merasa biasa dengan hal-hal yang terkait itu.
Tak ubahnya dengan media yang nature-nya adalah mencari sesuatu yang baru dari sebuah kejadian. Jika tak ada sesuatu yang baru, media akan mencari cara untuk menemukan dan memberitakan hal-hal baru dari sebuah ritual.
Namun lebih sering publik yang telah jenuh dengan begitu mudah tak mengindahkannya lagi. Pakar marketing Hermawan Kartajaya sendiri menampik festival ala Jember telah ditinggalkan, sebab kepioniran JFC tetaplah fenomenal.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid