Jakarta, Aktual.co — Harian Bangkok Post menulis editorial yang berjudul Indonesia is Wrong atau Indonesia Salah. Tulisan itu menilai kebijakan kebijakan pemerintahan Joko Widodo atas penindakan kapal-kapal ikan milik negara tetangga yang memasuki wilayah perairan Indonesia secara ilegal.
Harian terkemuka di Bangkok ini menilai bahwa kebijakan Presiden ke-7 Republik Indonesia ini sebagai pamer kekuatan yang bisa membuat situasi kawasan Laut China Selatan semakin menegangkan.
Masih dalam tulisan itu, Laut China Selatan merupakan salah satu kawasan perairan yang selama ini dipenuhi ketegangan terkait klaim China atas Spratly Islands.
Kemudian, Indonesia dengan alasan yang berbeda meningkatkan ketegangan kembali yang seharusnya sudah tidak dibutuhkan lagi ketegangan demi ketegangan kawasan ini.
Harian itu menyoroti kebijakan pemerintahan Jokowi membakar dan menembak kapal-kapal asing yang dianggap masuk secara ilegal.
Dalam artikel tersebut, kurun waktu Desember Indonesia sudah telah membakar tiga kapal Vietnam yang ditangkap sebelumnya. Dua minggu setelah itu giliran kapal dari Papua Nugini yang mendapatkan nasib serupa. Menjelang akhir tahun lima kapal Thailand dikaramkan.
Dan ironisnya, setiap aksi bumi hangus itu, pemerintah selalu melibatkan media dan membuatnya seperti pameran kekuatan.
Tulis lagi harian Bangkok Post ini, bahwa presiden Indonesia mengklaim sekitar 5.400 kapal ikan ilegal memasuki wilayah negaranya.
“Secara sederhana, Indonesia tidak mampu menegakkan hukumnya sendiri dan melindungi teritorinya. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan mengingat Indonesia sebuah kepulauan yang besar memiliki 18.307 pulau,” demikian kutipan tulisan editorial harian terbesar di Thailand ini.
Tetapi jawaban dari ketidakmampuan Indonesia melindungi asetnya bukanlah menerapkan hukuman yang berat kepada kapal asing yang memasuki wilayah perairannya.
Sejauh ini pemerintah Thailand dan Vietnam belum memberikan respon terhadap tindakan kasar tersebut Tetapi seharunya, menurut harian itu, pemerintahan Vietnam dan Thailand harus memberikan respon.
Jakarta, masih dalam tulisan harian ini, juga perlu menyadari bahwa aksi agresif yang destruktif itu tidak dapat diterima, tidak diplomatis dan terus terang sangat tidak bersahabat terhadap negara tetangga Asean.
Editorial harian Bangkok Post ini sudah menjadi bahan pembicaraan di tengah masyarakat Indonesia, khususnya pemerhati dan praktisi dunia politik terkait dengan isu sensitif ini.
Artikel ini ditulis oleh: