Mega berharap perangko ini menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk tetap memegang teguh ajaran Pancasila yang disampaikan oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945.

“Kita bangsa Indonesia harus mempunyai jati diri. Tidak ada pemikiran tentang SARA, semua satu padu Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Rieke Diah Pitaloka mengaku dengan bantuan ANRI, dirinya dituntun untuk bertemu dengan satu arsip otentik pidato Muhammad Yamin menjelang 73 tahun lahirnya Pancasila.

Pidato ini disampaikan Muhammad Yamin di depan Rapat Rakyat, yang dihadiri Bung Karno dan para menteri pada perayaan ke-13 lahirnya Pancasila, 5 Juni 1945, di Istana Negara, Jakarta.

“Namun, pada arsip otentik tanggal 5 Juni 1958, Yamin secara eksplisit, di hadapan Rapat Rakyat, mengakui memang Bung Karno yang pertama mengucapkan pidato yang berhubungan langsung dengan ajaran Pancasila,” kata Rieke.

Dikatakan, buku ini memuat secara utuh pidato Muhammad Yamin pada tanggal 5 Juni 1958. Rieke sengaja menampilkan arsip otentik Muhammad Yamin, arsip ANRI Nomor.545, agar dapat menjadi bagian dari pengungkapan sejarah bangsa.

“Sejarah adalah jati diri suatu bangsa. Suatu bangsa yang tidak tahu jati dirinya sendiri adalah bangsa yang limbung. Tidak bisa berdiri ajeg karena alas tempat berdirinya pun tidak panceg,” ungkapnya.

Untuk itu, Rieke mengucapkan terima kasih kepada komunitas Jas Merah dan terutama kepada Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, Megawati telah membimbing dan memotivasi dirinya dan generasi muda saat ini agar tidak menjadi generasi yang buta dan amnesia sejarah.

“Ada Bung Karno bersama perjuangan kita!,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby