Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, FX Arief Poyuono, menyatakan, sebaiknya pemerintah mengucurkan uangnya untuk perbaikan infrastruktur dibanding membangun kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Lebih baik difokuskan pada jalan-jalan desa dan jalan negara di luar Jawa yang sekarang keadaannya buruk,” ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (14/2).
Terlebih, menurutnya, megaproyek kereta cepat yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp77 triliun itu lebih memiliki banyak risiko. Misalnya, konsensi proyek pembangunan pembangkit listik 45 ribu MW.
“Ini juga komitmen pinjaman dari Cina kepada tiga bank BUMN. Pinjaman dipakai untuk infrastruktur listri 45 ribu MW,” jelasnya.
Hal tersebut, imbuh Arief, menunjukkan pemerintahan Jokowi mengulangi kesalahan era Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) terkait proyek pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW.
“Yang terealisasi baru 8.500 MW. Tingkat keandalannya hanya 50-60 persen. Artinya, itu proyek gagal dan rugi,” beber ketua umum Forum Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu ini.
Dan pada proyek tersebut, imbuh Arief, konsensinya adalah Indonesia diharuskan menggunakan pesawat rakitan Cina. “Yang sekarang mangkrak dn tidak bisa jalan,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: