Jakarta, Aktual.com – Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri mengungkapkan bahwa negara industri yang kuat pasti dilandasi dengan riset di berbagai lini

“Tidak ada satu negara pun dapat menjadi negara industri yang kuat, maju dan mandiri berdikari tanpa riset yang kuat,” ujar Megawati di Jakarta, Rabu (9/5).

Tahun 2018, lanjutnya, anggaran riset yang tersebar di seluruh Kementerian dan Lembaga hanya Rp24,9 Triliun dari total 2.221 Triliun APBN 2018. Jika diprosentasekan, anggaran yang murni untuk riset, tetap pada angka 43,7%, maka setara dengan 10,89 Triliun atau hanya 0,49% dari total APBN 2018. Turun 0,05% dari APBN dua tahun lalu.

“Kunci untuk menjadi negara industri, yaitu Science Based Policy, kebijakan pembangunan yang berbasis pada riset ilmu pengetahuan dan teknologi,” terangnya.

Dirinya menceritakan Bung Karno sangat mencita-citakan Indonesia menjadi negara industri. Arsip sejarah memperlihatkan bahwa Ia melibatkan tidak kurang dari 600 pakar yang tergabung dalam Dewan Perancang Nasional.

“Bung Karno menekankan bahwa pondasi Rencana Pembangunan Nasional harus bersifat ilmiah,  yang merupakan hasil riset nasional, yang berdasar pada kenyataan yang ada dan kebutuhan rakyat Indonesia,” tegasnya.

Untuk itu, dirinya mengajak untuk memperjuangkan Revisi atas Undang-Undang tentang Sistem Nasional Penelitian dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara eksplisit menyatakan “riset ilmu pengetahuan dan teknologi, wajib menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pembangunan oleh Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Daerah.”

“Kedua, lanjutnya, diperlukan suatu badan yang akan mengkonsolidasikan seluruh riset di perguruan tinggi,  Kementerian dan Lembaga negara, serta di lembaga swasta agar ada satu irama, satu visi dan misi dan dapat pula dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” jelasnya.

Ketiga, lanjutnya, pengembangan dan perlindungan bagi SDM riset itu sendiri, dari peningkatan kualitas, status kerja, hingga penghargaan atas kekayaan intelektual yang mereka lahirkan.

“Indonesia tidak kekurangan anak bangsa yang cerdas.  Mereka adalah salah satu generasi premium yang dipersiapkan untuk membangun Indonesia menjadi negara industri. Mereka semua memiliki jiwa nasionalis yang tinggi. Saat negara memanggil, mereka siap singsingkan lengan, bergotong royong untuk negeri,” pungkasnya.

Dirinya menekankan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kembali menghidupkan spirit percaya pada kekuatan anak bangsa kita sendiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka