Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ini bergerak melemah tipis sebesar lima poin menjadi Rp14.896 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.891 per dolar AS.

“The Fed yang menaikkan suku bunga dini hari tadi menjadi salah satu yang mempengaruhi pergerakan rupiah menjadi tertahan,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan the Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi ke level 2-2,25 persen. Bank sentral paling berpengaruh di dunia itu juga tetap memproyeksikan kenaikan satu kali lagi di tahun ini, dan tiga kali di tahun 2019 mendatang.

“The Fed, juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,” katanya.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan penilaian Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) terhadap ekonomi Indonesia yang solid menahan tekanan rupiah lebih dalam.

“ADB memperkirakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,2 persen tahun 2018,” katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (27/9), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.919 dibanding sebelumnya (26/9) di posisi Rp14.938 per dolar AS.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan