Rupiah masih terpuruk. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi ini melemah sebesar lima poin menjadi Rp14.616 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.549 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, mengatakan faktor eksternal masih menjadi salah satu yang membebani pergerakan rupiah.

“Dolar AS menguat terhadap mata uang kuat utama dunia seiring ketidakpastian terhadap prospek ekonomi Eropa dan Inggris. Dolar AS kembali menjadi ‘safe heaven’ di tengah ketidakpastian tersebut,” katanya di Jakarta, Selasa (11/12).

Ia mengemukakan ketidakpastian itu menyusul keputusan Perdana Menteri Inggris Theresa May yang menunda pemungutan suara di parlemen terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

“Menguatnya dolar AS di pasar global itu kembali menekan rupiah pada hari ini,” katanya.

Sementara itu, Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan penguatan dolar AS kemungkinan relatif terbatas setelah beberapa data makroekonomi Amerika Serikat, seperti upah non-pertanian (non-farm payroll/NFP) di bawah ekspektasi.

“Kemungkinan, melambatnya data ekonomi AS sebagai imbas dari terjadinya perang dagang,” katanya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan