Jakarta, Aktual.com – Perhelatan pemungutan suara pemilihan kepala daerah serentak termasuk provinsi Banten akan digelar pertengahan Februari ini. Masa-masa akhir menjelang pelaksanan pilkada, peta politik dan dukungan semakin terpolarisasi.

Apalagi KPU Banten telah menggelar debat terbuka perdana pada Selasa lalu. Dimana masing-masing calon saling berdebat soal program dan kebijakannya.

Pengamat politik UIN Jakarta A Bakir Ihsan berpandangan bahwa debat cagub yang ditayangkan lewat televisi baik untuk perkembangan demokrasi. Masyarakat Banten khususnya akan lebih tahu siapa sosok yang paling layak memimpin lima tahun ke depan.

“Calon yang bisa tampil menguasai jalannya debat, visi misinya jelas dan bisa meyakinkan publik akan lebih mudah memenangkan hati pemilih. Debat kandidat jelas akan berdampak elektoral,” kata Bakir, Jumat (13/1).

Sementara pengamat politik dan periset opini publik dari Lembaga Survei Stratak Indonesia, Octarina Soebardjo menyatakan melihat debat perdana Paslon Pilgub Banten kemungkinan peluang menang pasangan WH-Andika sangat tinggi.

WH lebih menguasai persoalan dan solusi persoalannya lebih diterima. Dan hasil debat perdana ini menjadi motor untuk lebih menggerek elektabilitas paslon WH Andika yang trennya terus naik.

“Tren kenaikan elektabilitasnya tak terbendung, semakin ke sini, semakin naik. Sementara pasangan Rano-Embay stag dan cenderung ditinggalkan pendukungnya,” demikian analisisnya.

Lebih lanjut Octa menjelaskan, menurutnya ada semacam gap atau jarak antara harapan dan kenyataan. Octa mengutip hasil riset yang dilakukan lembaganya, bahwa banyak pendukung Rano-Embay beralih ke WH-Andika karena nyaris tak pernah bersentuhan sama sekali dengan simpatisan teroganisir, tim sukses apalagi padangan calon Rano-Embay.

“Jadi paslon yang didukung nggak pernah nongol, sementara lawannya hadir berulang, sejak simpatisan liar, simpatisan teroganisir, tim sukses, partai pengusung, hingga salah satu kandidat paslon,” demikian terang Octa.

Dalam debat perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum Banten dan disiarakan langsung salah satu televisi swasata nasional, Selasa malam ( 27/12) itu mengangkat topik Pelayanan Publik, Kesejahteraan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan.

KPU Banten menunjuk tim pakar untuk memilih dua moderator, yakni Prof Dr Komaruddin Hidayatdari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan Dr Zainal Arifin Mochtar dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.[Fadlan Syam Butho]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid