Jakarta, Aktual.com – Proyek reklamasi Teluk Jakarta diperkirakan bakal merugikan secara ekonomi hingga sebesar Rp92,57 triliun tiap tahunnya. Itu baru angka yang muncul jika dihitung kerugian berdasarkan hilangnya padang lamun saja.
Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim (PK2KPM), Muhammad Karim, membeberkan, berdasarkan penelitian Fortes di tahun 1990, nilai manfaat ekonomi total padang lamun dikaitkan dengan kehidupan biota pada ekosistem di pesisir Teluk Jakarta tiap hektarnya senilai USD412.325/tahun atau setara Rp5,78 miliar/ha/tahun.
“Biota tersebut antara lain ikan baronang, makro-alga, moluska, krustasea, dan ekinodermata, seperti teripang,” ujar Karim, di Jakarta, Kamis (23/6).
Sedangkan data Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI di tahun 2014, mencatat luas padang lamun di Teluk Jakarta mencapai 16.036,78 ha. Alhasil, tinggal dikalikan saja jumlah kerugian dengan luasan padang lamun di Teluk Jakarta.
Kerugian bukan hanya dari hilangnya padang lamun. Dosen Universitas Trilogi (dulu Stekpi) ini menambahkan, terumbu karang juga bakal lenyap akibat proyek reklamasi. Padahal nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Kepulauan Seribu luasnya mencapai 98.176 ha.
“Reklamasi bakal menghilangkan manfaat ekonomi terumbu karang ini sebesar Rp20,2 miliar setiap tahun,” beber dia.
Kerugian juga muncul dari hilangnya hutan mangrove sebesar Rp15,04 miliar/tahun. Asumsinya, keuntungan manfaat bersih Rp40 juta/ha dari total luas 376,02 ha (data BPLHD 2014) akibat reklamasi.
Kemudian, menghilangkan manfaat ekonomi dari kegiatan perikanan tangkap senilai Rp314,5 miliar dari total luas lahan 1.527,34 ha, dimana 35 persen (Rp109 miliar), di antaranya bersumber dari perikanan gillnet.
Belum lagi dampak lenyapnya potensi lapangan pekerjaan sebanyak 30 ribu orang dari berbagai kelompok masyarakat di pesisir Teluk Jakarta. Dan kerugian akibat banjir yang ditimbulkan reklmasi mencapai Rp2,149 triliun/tahun.
Matinya aliran listrik dengan asumsi selama 12 kali dalam setahun, akibat terganggunya PLTU di Pantura Jakarta karena reklamasi, juga berpotensi menimbulkan kerugian Rp52,15 triliun.
Adapun keuntungan ekonomi yang diperoleh dari adanya daratan baru seluas 2.589 ha dari pembangunan 17 pulau palsu tersebut, diperkirakan hanya Rp661,31-1.526,1 triliun. Angka tersebut muncul dengan asumsi harga lahannya Rp13-30 juta/m2.
Dari berbagai sumber, Lamun dalam istilah bahasa Inggris disebut ‘seagrass’. Namun berbeda dengan rumput laut yang disebut seaweed. Padang lamun adalah ekosistem perairan dangkal yang didominasi oleh lamun. Pada ekosistem ini banyak ragam biota yang hidup berasosiasi dengan lamun.
Di Teluk Jakarta, jenis lamun yang hidup yakni Halophila decipiens (Den Hartog, 1970; Azkab, 1999; Bengen 2001). Lamun merupakan bagian dari beberapa ekosistem dari wilayah pesisir yang memberi kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan sektor pariwisata. (Fatah)
Artikel ini ditulis oleh: