Jakarta, Aktual.co — Saat menyebut sebuah kata ‘Disabilitas’ mungkin sebagian masyarakat mempunyai arti dan perspektif yang berbeda. Ada yang sebagian melihatnya sebagai masalah kesehatan sementara, sedangkan yang lain mungkin melihatnya sebagai pihak yang perlu diberi derma. 
Ada juga yang percaya bahwa disabilitas itu sendiri sebenarnya bukan merupakan penghalang bagi seseorang untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat, Contoh klasik untuk masalah ini adalah ketika seorang pengguna kursi roda tidak bisa pergi ke bioskop karena gedungnya tidak memiliki akses untuk kursi roda.
Orang-orang yang mengalami disabilitas memiliki kebutuhan yang sama atas kesehatan dengan orang yang tidak mengalaminya, dalam hal imunisasi, skrining kanker, dan lainnya. Mereka juga mungkin saja kesulitan menikmati kesehatan yang layak, bisa karena kemiskinan, ataupun pemisahan sosial, dan juga rentan masalah kesehatan sekunder, misalnya luka akibat anggota tubuh tertekan terlalu lama (dekubitus), atau bisa pula infeksi kandung kemih. 
Bukti-bukti menunjukkan bahwa orang-orang dengan disabilitas harus menghadapi rintangan dalam mengakses layanan kesehatan dan rehabilitasi yang justru mereka butuhkan.
Pada dasarnya, penyandang disabilitas membutuhkan intervensi agar bisa menjalankan hidup yang normal dan layak serta menjalankan fungsinya sebagai anggota masyarakat. Namun di sisi lain mereka juga ingin diperlakukan sebagai individu yang setara dan mandiri, tanpa harus mengundang belas kasihan yang berlebihan.
Dalam bahasa orang awam, disabilitas biasanya masuk ke dalam kategori yang jamak digunakan, seperti orang yang kehilangan anggota tubuh, pengguna kursi roda, tunarungu atau tunanetra, dan mereka yang memiliki kesulitan berbicara. Meskipun anggapan ini ada benarnya, disabilitas lebih dari sekedar itu. Disabilitas tidak hanya meliputi kecacatan yang terlihat, tapi juga setiap jenis kecacatan yang menghambat kegiatan seseorang sehari-hari.
Di lain pihak, ICF, yang menggabungkan model sosial dan medis, mengukur keberfungsian individu ke dalam enam wilayah:1. Kognisi (memahami dan komunikasi)2. Gerak (kemampuan untuk bergerak dan bepergian)3. Pemeliharaan diri (kemampuan untuk menjaga kebersihan diri, berpakaian, makan, dan hidup mandiri)4. Bergaul (kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain)5. Kegiatan sehari-hari (kemampuan untuk memikul tanggung jawab di rumah, sekolah, dan pekerjaan)6. Partisipasi di dalam masyarakat (kemampuan untuk terlibat di dalam kegiatan di masyarakat, umum, dan rekreasi)
Dalam istilah yang lebih umum, laman Disabled World memberikan delapan kategori disabilitas:1. Hambatan gerak dan fisik2. Disabilitas tulang belakang3. Disabilitas cedera kepala-otak4. Disabilitas penglihatan5. Disabilitas pendengaran6. Disabilitas kognitif atau belajar7. Gangguan psikologis8. Disabilitas takterlihat.