Washington, Aktual.com – Presiden AS Donald Trump percaya memiliki hubungan baik dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan tidak ada alasan untuk menghabiskan banyak uang sekarang untuk pelatihan perang dengan Korea Selatan, kata Gedung Putih, Rabu.

Pernyataan itu muncul sehari setelah menteri pertahanan AS mengisyaratkan bahwa pelatihan itu dapat dilanjutkan.

Gedung Putih, dalam pernyataan Trump di Twitter miliknya, menyatakan presiden AS percaya Korea Utara berada di bawah “tekanan luar biasa” dari China, tapi Beijing juga memasok Pyongyang dengan “bantuan besar”, termasuk bahan bakar, pupuk dan barang.

“Itu tidak membantu!” kata pernyataan tersebut.

“Meskipun demikian, Presiden percaya bahwa hubungannya dengan Kim Jong-un sangat bagus dan hangat, dan tidak ada alasan saat ini untuk menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk pelatihan perang AS-Korea Selatan,” katanya.

“Selain itu, Presiden dapat langsung memulai pelatihan bersama lagi dengan Korea Selatan, dan Jepang, jika ia menghendakinya. Jika ia melakukannya, pelatihan itu akan jauh lebih besar daripada sebelumnya,” katanya.

Pernyataan itu muncul sesudah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan, di tengah kerusakan diplomasi dengan Korea Utara atas masalah senjata nuklir, militer AS belum memiliki rencana menunda lagi pelatihan besar tentara dengan Korea Selatan.

Mattis menyatakan tidak ada keputusan tentang pelatihan besar untuk tahun depan, tapi mencatat bahwa penangguhan pelatihan pada musim panas ini adalah isyarat iktikad baik.

Trump menangkap banyak perencana tentara Amerika Serikat lengah ketika ia sesudah pertemuan pada 12 Juni dengan Kim Jong-un mengumumkan bahwa Amerika Serikat menangguhkan pelatihan musim panas ini dengan Selatan Korea.

Langkah itu secara luas dikecam sebagai kelonggaran dini untuk Korea Utara, yang tampaknya menentang upaya AS membujuknya untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Dalam temu puncak pada Juni itu, pertemuan pertama presiden AS dengan pemimpin Korea Utara, Kim setuju dalam arti luas untuk bekerja menuju pelucutan nuklir di semenanjung Korea. Tapi, Korea Utara tidak memberikan tanda bersedia melepaskan senjatanya secara sepihak seperti yang diminta pemerintahan Trump.

Trump pada pekan lalu membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Korea Utara hanya beberapa jam sesudah Pompeo mengumumkannya dan secara terbuka mengakui untuk pertama kali bahwa upayanya membuat Pyongyang tanpa nuklir terhenti.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan