Jakarta, aktual.com – Meningkatkan kebutuhan publik dalam mengakses informasi terkini melalui perkembangan teknologi komunikasi, merupakan strategi yang patut dimanfaatkan oleh Mahkaman Agung (MA) RI dalam mempublikasikan kinerja dan citra positif Pengadilan. Peran juru bicara dalam menyampaikan informasi, menjadi penting saat mendistribusikan pesan kepada publik. Pemahaman ini mendorong MA menyelenggarakan kegiatan yang dapat membentuk Hakim Juru Bicara Pengadilan sebagai sosok yang cakap dalam berkomunikasi, kreatif dalam mengemas pesan, dan mampu menjalin sinergi kerja dengan para awak media.

Bertempat di kampus Badan Litbang Diklat Kumdil MA RI, Megamendung-Bogor, tanggal 10 – 14 Maret 2020, diselenggarakan Workshop and Certification Hakim Juru Bicara Pengadilan 2020. Kegiatan ini diikuti oleh 180 orang Hakim Juru Bicara Pengadilan, yang terdiri dari 25 orang Hakim Juru Bicara Pengadilan Tingkat Banding, dan 155 orang Hakim Juru Bicara Pengadilan Tingkat Pertama. Dalam laporannya, Kabid Penyelenggara Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan R. Yustiar Nugroho, S.H., M.H., M.M., menyampaikan tujuan penyelenggaraan kegiatan tersebut. Ia mengatakan, “tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan dalam bidang pengelolaan informasi dan pesan yang akan disampaikan ke publik. Meningkatkan pengetahuan peserta dalam menjalin sinergi dan keakraban dengan rekan media sehingga dapat mengontrol informasi yang akan disampaikan ke publik”.

Disampaikan Yustiar, sasaran dalam kegiatan ini adalah untuk mewujudkan Hakim Juru Bicara Pengadilan yang memiliki kompetensi bidang komunikasi dalam menjalin sinergi dengan rekan media, dalam pengelolaan informasi kepada publik. Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan berbentuk ceramah, pendalaman materi dan diskusi. Sementara untuk evaluasi kepada peserta, dilakukan melalui ujian sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LSPR.

Pembukaan dan diskusi panel diselenggarakan pada hari pertama (10/3), dilanjutkan dengan kegiatan workshop di hari kedua (11/3) dan hari ketiga (12/3). Workshop sebagai bentuk pendalaman materi bagi para Hakim Juru Bicara ini, terbagi dalam 4 tema yang disampaikan oleh para Dosen kompeten di bidangnya dari LSPR Communication & Business Institute. Digital PR disampaikan oleh Rizka Septiana, M.Si., PR Event dengan pembicara Sylvia Roenfeld, M.Si. Dua tema lainnya, yaitu Media Handling dipertajam bersama Gustav Aulia, S.T., M.I.Kom., dan Public Speaking bersama Pemateri Dr. Sri Ulya S.

Tema dalam Digital PR menitik beratkan pada pengembangan fungsi PR dalam era kemajuan teknologi komunikasi yang berkembang pesat saat ini. Menciptakan dan menjaga citra positif Pengadilan dilakukan melalui pemanfaatan media baru melalui platform internet. Karakteristik dan keunggulan digitalisasi konsep, menggiring para peserta workshop untuk jeli mengasah kreativitas dalam mengemas konten sebagai bentuk pesan yang disampaikan ke publik. Sementara itu, PR Event mengulas tentang berbagai bentuk kegiatan baik internal maupun eksternal. Langkah-langkah sebagai rangkaian dalam perencanaan sebuah kegiatan yang melibatkan publik, bertujuan untuk menciptakan citra positif Pengadilan.

Selanjutnya, tema Media Handling menekankan pada tahapan produksi pesan dan mendistribusikannya melalui berbagai media pilihan yang dianggap tepat untuk menuju target publik yang disasar. Pemahaman para peserta juga diperkuat dengan penekanan dokumentasi materi dalam bentuk audio, visual dan teks, sebagai kontrol pengelolaan publikasi melalui media komunikasi konvensional dan digital. Selain itu, memperkuat sinergisitas yang harmonis dengan para awak media. Sementara, dalam Public Speaking, Hakim Juru Bicara sebagai peserta workshop diberikan penajaman pada pentingnya memahami publik sebagai lawan bicara. Publik merupakan titik awal yang mengarah pada relevansi pesan yang dipilih, media yang digunakan sebagai channel komunikasi, kreativitas kemasan pesan, cara penyampaian dalam konteks verbal dan nonverbal agar dapat dikonsumsi publik. Secara keseluruhan, tema-tema dalam workshop ini mengarahkan Hakim Juru Bicara sebagai representasi yang kompeten dan kredibel, dalam membentuk citra positif Pengadilan. Hingga saat dilakukan uji kompetensi melalui LSP LSPR pada paruh akhir kegiatan ini (14/3), para peserta dinilai layak menerima sertifikasi dalam profesi kehumasan.

Sekilas LSP LSPR

LSP LSPR berdiri sejak tahun 2013 dengan sejumlah rekanan perusahaan yang berhasil memiliki sertifikasi kompetesi dalam berbagai profesi. Diantaranya Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Kominfo, Kemenko Perekonomian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Ristekdikti, KPK dan POLRI. Perusahaan lainnya yang juga telah memiliki sertifikasi profesi Humas dari LSP LSPR diantaranya adalah Pertamina, Pupuk Indonesia, Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Angkasa Pura II. Aqua Group, Asean Secretariat, Astra, Kimia Farma, Pelni, LKBN Antara, Metro TV, Mandiri Sekuritas, dan sebagainya. Diperkuat oleh lebih dari 40 orang Asesor yang handal dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman menjalankan profesinya, telah membangun LSP LSPR menjadi lembaga sertifikasi profesi yang andal dan terpercaya.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano