PT Jasa Marga menegaskan akan menghentikan sementara tiga proyek di ruas Tol Jakarta-Cikampek adalah pembangunan light rail transit (LRT) Jabodebek, pembanguan kereta cepat Jakarta-Bandung serta pembangunan Tol Layang Jakarta-Cikampek II dimulai pada H-10 hingga H+10 Lebaran. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Proyek Light Rail Transit rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi atau Jabodetabek, yang digarap oleh PT Adhi Karya dan PT KAI ternyata sudah tercium aroma penggelembungan anggaran alias mark up.

Hal ini terjadi karena ulah perusahaan rekanan yang ikut menggarap proyek LRT ini, yang merupakan perusahaan BUMD asal Ibu Kota yakni PT Jakarta Properti. Menurut Jajang Nurjaman selaku Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis, praktik mark up itu dilakukan Jakpro dalam melakukan pembelian rolling stock.

“Harganya mencapai US$ 1,8 juta per frame yang dilaksanakan pihak Jakpro dengan perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai Rotem terkait Proyek LRT itu. Angka tersebut teramat fantastis,” ujar Jajang kepada Aktual.com, Jumat (14/7).

Selama ini, pihak Jakpro berdalih menggunakan dana perusahaan, yaitu dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp423 miliar. Artinya dana itu bukan dari anggaran pemerintah.

“Tapi kan tetap saja, anggaran tersebut nantinya tetap harus ditanggung negara (Pemda DKI), termasuk jika terjadi kerugian karena nilai kontrak yang ditetapkan tidak sesuai dengan harga standar atau ‘kemahalan’ itu.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu