Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak menanggapi serius nama-nama warga Indonesia yang masuk di skandal Panama Papers.

Dekan Fisipol UGM, Erwan Agus Purwanto mendesak Jokowi untuk membuka ke publik nama-nama di Panama Papers yang terindikasi melakukan pengemplangan pajak dan pencucian uang.

“Saya harap Presiden secepatnya merespon nama-nama yang ada di Panama Papers ini dengan merilis ‘Jokowi Papers’. Jadi siapa saja daftar nama orang kaya yang tidak bayar pajak itu,” ucap dia, dalam diskusi di Cikini, Sabtu (9/4).

Jokowi, ujar dia, harus transparan dengan data-data orang kaya pengemplang pajak, sehingga publik menjadi tahu. Cuma masalahnya, apakah pemerintah mau membeberkan itu. “Mengingat di kita ini etika, patsun, dan aturan main itu masih dalam tahap belajar,” kata dia.

Padahal, menurut dia, keterbukaan di sektor pajak menjadi penting. Publik harus tahu siapa yang mau bayar pajak dan siapa yang pengemplang pajak. “Sebab pajak itu terkait unsur keadilan,” jelas Erwan.

Di tempat yang sama, jurnalis ekonomi senior dan mantan anggota Dewan Pers, Uni Zulfiani Lubis mengamini sekarang merupakan saat tepat untuk dirilisnya ‘Jokowi Papers’.

“Karena Jokowi harus mampu kedepankan gerakan korektif. Dia harus berani untuk mengungkap ke publik siapa sana pengusaha nakal yang terindikasi pengemplang pajak itu,” kata dia.

Bagi Uni, gerakan korektif Jokowi melalui dirilisnya Jokowi Papers ini penting. Karena ini sebagai senjata Jokowi untuk bisa membuktikan banwa dia memang berani menindak para pengusaha kotor ini.

“Jika Jokowi tidak berani, maka akan menguatkan publik bahwa selama ini dia tersandera oleh kekuatan bisnis yang besar. Maka dia harus berani mengeluarkan kebijakan korektif,” papar Uni.

Sebelumnya, Jokowi mengklaim sebelum dokumen Panama beredar, dirinya sudah mengantongi nama-nama orang Indonesia yang memiliki dana disimpan di negara-negara yang menawarkan tarif pajak rendah atau bahkan free.

“Sebelum Panama Papers beredar, saya sudah punya satu bundel nama-nama (orang) yang nyimpen di Swiss, nyimpen di Singapura, saya tahu itu,” klaim dia.

Untuk itu, Jokowi juga berjanji akan menbuka ke publik. Karena saat ini sebagai era keterbukaan tidak mungkin ditutupi. “Nanti akan dibuka total (Jokowi Papers), inilah dunia keterbukaan yang mau tidak mau harus kita hadapi,” janji dia.

Artikel ini ditulis oleh: