Jakarta, Aktual.com —  Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan tingkat produktivitas Indonesia harus terus menerus diupayakan untuk ditingkatkan. Hal ini dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi meningkat dan kesejahteraan masyarakat membaik.

“Tingkat produktivitas Indonesia pada tren yang terus meningkat. Namun Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas perlu digelorakan kembali sebagai perwujudan Nawacita Produktivitas,” kata Menaker Hanif di Jakarta pada (24/11).

Hal tersebut diungkapkan Menaker Hanif dalam laporannya kepada  Presiden Joko Widodo dalam acara penyerahkan penghargaan produktivitas PARAMAKARYA tahun 2015 kepada 22 perusahaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM  di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (24/11).

Hanif mengatakan berdasarkan pengukuran produktivitas menggunakan input tenaga kerja, yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan, tahun 2014 lalu – tingkat produktivitas Indonesia berada pada nilai sekitar Rp. 24,6 juta rata-rata per tenaga kerja per tahun.

“Tingkat produktivitas Indonesia trennya selama periode 5 tahun terakhir cenderung meningkat, dimana pada tahun 2009 tercatat hanya sebesar Rp. 20,7 juta per tenaga kerja per tahun,” kata Hanif

Produktivitas tertinggi terjadi di sektor pertambangan dan penggalian, sekitar Rp. 137, 2 juta per tenaga kerja per tahun, sedangkan terendah terjadi di sektor pertanian, sekitar Rp. 8,7 juta pada tahun 2013.

Bila dilihat per daerah, tingkat produktivitas tertinggi tahun 2013 ada di provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar Rp. 102, 2 juta per tenaga kerja per tahun, diikuti oleh Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp 76.057.949 per tenaga kerja per tahun. Sedangkan produktivitas tenaga kerja yang paling rendah terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu hanya sebesar Rp 7.006.894 per tenaga kerja per tahun, diikuti oleh Provinsi Gorontalo sebesar Rp 7.945.766 per tenaga kerja per tahun.

“Posisi produktivitas Indonesia sebagaimana yang tercermin dari data-data dimaksud, mengindikasikan bahwa tingkat produktivitas Indonesia harus terus menerus diupayakan untuk ditingkatkan jika ingin pertumbuhan ekonomi meningkat dan kesejahteraan masyarakat membaik,” kata Hanif

Dikatakan Hanif produktivitas adalah satu-satunya prasyarat bagi bangsa Indonesia saat ini untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin membaik.

“Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas perlu digelorakan kembali sebagai perwujudan Nawacita Produktivitas.  Pemerintah terus mendorong agar peningkatan produktivitas diimplementasikan di dunia usaha, dunia pendidikan maupun instansi pemerintah lainnya,” kata Hanif.

Untuk merealisasikan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas kata Hanif  perlu dilakukan peningkatan pemahaman, komitmen dan pembudayaan produktivitas, pengembangan tenaga ahli produktivitas serta pengembangan sistem dan metoda peningkatan produktivitas.

“Kita juga terus melakukan pengembangan jejaring kelembagaan pelayanan produktivitas, pengkajian dan pengukuran produktivitas dan Pengembangan kerjasama antar lembaga (nasional maupun internasional)

Dibandingkan dengan negara lain, tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Indonesia tahun 2015 sudah cukup membaik dibanding tahun 2011.Namun masih lebih rendah dari rata-rata negara anggota APO. Singapura memiliki tingkat produktivitas tertinggi di dunia pada tahun 2015, yaitu sekitar USD 121,9 sementara Indonesia hanya sekitar USD 21,9. Posisi Indonesia pada tahun 2015, juga masih berada dibawah Malaysia dan Thailand bahkan Sri Lanka, dan diatas Filipina dan Vietnam.

Sebanyak 22 perusahaan UMKM  meraih penghargaan Paramakarya terdiri dari  dari 11 perusahaan skala kecil dan 11 perusahaan skala menengah yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia.

Sebelas perusahaan kecil yang mendapat penghargaan adalah UD Ulle Karang (Aceh), Serba Susu (Jawa Barat), Kokoci (Sumatra Barat), Dalang Collection (Riau),Pia Saronde (Gorontalo), Kioski Gallery (Bali), UD Kreasi Lutvi (Sumatra Utara), CV Deschino Sport (Jakarta), PT Batik Banten Mukamas (Banten), UD Pelangi Indonesia (Jawa Timur), dan Lestari Indah (Kalimantan Tengah).

Sedangkan 11 perusahaan menengah yang mendapat penghargaan adalah PT Mega Global Food Industry (Jawa Timur), CV Volva Indonesia (DIY), PT Dimembe Nyiur Agripo (Sulawesi Utara), PT Bali Tangi (Bali), PT Allusan Batik (DIY), PT Lambang Jaya (Lampung), CV Batik Semarang 16 (Jawa Tengah), CV Tria Rumah Busana (Sumatra Selatan), PT Busur Inti Indo Panah (Sumatra Utara), Tenun Siak Wan Fitri (Riau), dan PR Kharisma Rotan Mandiri (Jawa Tengah).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka