Darmawan mengatakan hari larangan merupakan amanat dari nenek moyang. Apa yang sudah diamanatkan dan diwasiatkan oleh nenek moyang tidak boleh dilanggar karena akan ada akibatnya.
Ia menjelaskan upaya masyarakat adat memegang teguh ajaran leluhur membuat hidup bermasyarakat di Kampung Naga menjadi lebih terjaga kerukunannya.
“Di sini kami hidup sederhana yang penting cukup makan. Saling hidup berkomunitas tidak ada konflik dan tidak fanatik, mau memeluk agama apapun yang penting damai. Sampai sekarang kami bisa menjaga adat istiadat, dan akan terus dijaga,” kata Darmawan.
Ia kemudian menunjuk ke atap rumah panggung yang puncaknya berbentuk tanduk.
“Setiap rumah di atas atapnya ada bagian mirip tanduk. Bentuknya mirip ‘peace’, menandakan perdamaian. Dalam hidup ini yang penting memang damai,” kata Darmawan sambil terkekeh.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby