“Kami tidak ambil konsultannya sembarangan. Kami duduk bersama melihat permasalahannya. Beliau yang membuat rekomendasi. Pada saat dinyatakan tidak ada masalah, maka kami lanjutkan kembali,” katanya. Kesalahan Konstruksi Pemerintah Kota Surabaya menyatakan amblesnya Jalan Raya Gubeng itu akibat kesalahan konstruksi dari pengerjaan proyek “basement” RS Siloam. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Eri Cahyadi menilai permasalahan amblesnya jalan itu disebabkan “collapse” atau runtuhnya tembok penahan tanah pada proyek pembangunan “basement” RS Siloam. “Kalau melihat bentuk keruntuhan tembok penahan tanah yang ada karena disebabkan pentahapan pelaksanaannya tidak mengikuti prosedur,” katanya.
Eri mengatakan konstruksi tembok penahan tanah yang dipasang berjajar dengan kedalaman tertentu tidak mampu menahan beban lateral dari Jalan Raya Gubeng sehingga ambles mengenai jalan raya. Ketua DPRD Surabaya Armuji saat inspeksi mengatakan penyebab lain dari kejadian tersebut karena permainan perizinan di Pemkot Surabaya yang memuluskan proyek “basement” RS Siloam. Namun, hal itu segera dibantah Eri dengan mengatakan secara perizinan tidak ada masalah karena sudah dilakukan dengan benar, namun secara pelaksanaan pengerjaan proyek yang tidak benar cara pengerjaaan.
Hal sama juga dikatakan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dengan menegaskan bahwa secara perizinan, baik IMB maupun amdal sudah dilakukan secara benar.
“Kami sudah cek semua perizinan sudah benar. Kita tidak tahu pelaksanaan mereka waktu melakukan pembangunan,” katanya.
Menurut Whisnu, yang penting dilakukan Pemerintah Kota Surabaya saat ini melakukan pemulihan Jalan Raya Gubeng agar cepat selasai dan bisa difungsikan kembali sebagaimana mestinya.
PT NKE selaku kontraktor pembangunan “basement” RS Siloam menyatakan siap bertanggung jawab terhadap pemulihan Jalan Raya Gubeng.
Djoko Eko Supraswoto mengatakan pihaknya juga sudah mendapat izin dari Polda Jatim untuk truk-truk pengangkut pasir dan batu agar bisa masuk Surabaya selama 24 jam. Saat ini, pihaknya menyiapkan dua material, yakni sirkrup yakni pasir batu (sirtu) dan campuran semen untuk mengisi rongga-rongga bangunan di bawah gedung BNI dan toko Elisabeth yang terkena dampak jalan ambles. Kalau di luar bangunan, NKE menggunakan sirtu saja.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pengurukan jalan ambles membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat hari.