Jakarta, Aktual.com – Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto, berharap jika partainya bersama empat partai lain dapat bersatu padu untuk melawan petahana Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019.
Hal ini diungkapkannya dalam diskusi bertema “Menakar Cawapres 2019, Parpol Koalisi Pecah Kongsi atau Tetap Solid?’ di Media Center DPR , Senayan, Jakarta, Kamis (12/7).
Yandri mengatakan, harapannya ini berkaca pada sebagian besar partai pendukung petahana yang telah mendeklarasikan Jokowi sebagai Capres. Deklarasi ini, menurutnya, tidak hanya dilakukan oleh partai parlemen saja, melainkan juga partai non parlemen.
Melihat realitas ini, dari segi persyaratan sudah mencukupi, tinggal lima partai yang belum final.
“Tinggal yang tersisa belum memastikan apakah lima partai yakni Demokrat, PKB, PAN , PKS dan Gerindra ini memastikan akan bersatu atau tidak,” kata Yandri.
“Yang jelas dari lima partai ini masih bisa menyisakan dua pasangan calon, apakah itu bisa terwujud atau tidak saya kira faktor penting ini menjadi kesepakatan lima partai ini,” tambahnya.
Menurut Yandri, PAN sendri belum dapat memastikan bergabungnya lima partai ini untuk menantang Jokowi. Persoalan Cawapres menjadi masalah tersendiri yang tak terselesaikan.
Persoalan ini kata anggota Komisi II DPR ini seperti persoalan Piala Dunia yang menyisakan pertandingan final antara Perancis versus Kroasia.
Namun, secara pribadi, Yandri lebih berharap jika kelima partai ini bersatu padu untuk menantang Jokowi. Sebab, jika terdapat satu saja partai yang mendukung Jokowi, maka pertandingan dalam Pilpres akan menjadi berat sebelah.
“Istilah saya ibarat perahu, penumpangnya (kubu Jokowi) sudah sangat sesak ” tegas Yandri.
Kalau sampai hal itu terjadi maka PAN ingin berhidmat tujuannya agar tidak terjadi capres dan cawapres tunggal melawan kotak kosong seperti yang terjadi pada Pilkada Makasar.
Makanya PAN menghadirkan calon alternatif di luar Jokowi. Yandri mengatakan kalau dikalkulasikan koalisi PAN dan Gerindra sebenarnya sudah cukup untuk mengusung duet Prabowo sebagai capres dan cawapres dari kader terbaik PAN seperti Zulkifli Hasan, Amien Rais, Hatta Rajasa atau Soetrisno Bachir.
Tapi kalau dengan Demokrat saja belum cukup. Yandri menegaskan dengan Demokrat, PAN juga terbuka karena SBY juga faktor yang menentukan. Tapi kalau PAN menjalin koalisi dengan Demokrat, maka masih diperlukan satu partai lain bisa PKB atau PKS.
“Kalau itu terjadi saya tak tau siapa capres dan cawapresnya tetapi yang paling mendekati itu kalau dengan Gerindra pasangan Prabowo-Zulhasan dan layak kita jual di tengah masyarakat,” katanya.
Diakuinya koalisi Gerindra dan PAN sudah pasti cukup bahkan lebih 20 persen presidential threshold. Oleh karena itu kalau Prabowo memutuskan Zulhasan sebagai cawapresnya, PAN siap mendeklarasikannya.
“Bapak Prabowo ngajak Bang Zul (Zulkifli Hasan) menjadi cawapresnya, saya kira PAN siap deklarasi,” tukasnya.
Bersambung ke halaman berikutnya
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan