Jakarta, Aktual.com — Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel menyatakan optimis daya saing industri nasional meningkat seiring pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Jika daya saing industri meningkat, maka daya saing produk Indonesia di pasar global akan terus tumbuh dan meningkat.
Menurutnya, keberhasilan mengelola sektor energi dipastikan menjadi kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Industri menjadi kuat bergantung pada dua power, yaitu electric power dan man-power.
“Produk perdagangan kita akan memiliki daya saing di pasar global bila industrinya berdaya saing. Industri akan berdaya saing jika kedua power tersebut kompetitif,” ujar Rachmat dalam keterangan resminya, Senin (6/7).
Saat ini, kapasitas listrik terpasang nasional adalah 50 ribu MW. Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memproyeksikan penambahan 35 ribu MW hingga 2019.
“Dengan penambahan 35 ribu MW energi elektrifikasi hingga tahun 2019, sebagai prasyarat penting dalam pencapaian target peningkatan ekspor, saya yakin peningkatan eskpor 300 persen tahun 2019 bukan hanya jadi mimpi belaka, namun betul-betul akan bisa terwujud,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Kemendag mentargetkan peningkatan eskpor nonmigas sebesar 300 persen selama 5 tahun. Dasar perhitungan target tersebut, yaitu dari sebesar USD149,9 miliar di tahun 2013, menjadi USD458,8 miliar pada tahun 2019.
Target ekspor tiga kali lipat di tahun 2019 dapat dicapai jika kondisi tertentu dipenuhi, antara lain jika investasi guna mendukung produktivitas industri nasional meningkat, infrastruktur jalan dan fasilitas logistik mendukung, iklim usaha dalam negeri kondusif, adanya dukungan dari perbankan terhadap pertumbuhan ekspor/industri, terjaminnya pasokan bahan baku, adanya dukungan kebijakan fiskal yang mengapresiasi perusahaan yang melakukan investasi/breakthrough teknologi dan high technology, peningkatan pembinaan penyuluh pertanian terhadap bahan baku, adanya aturan perburuhan yang jelas, serta menjadikan target ekspor sebagai gerakan nasional.
Artikel ini ditulis oleh: