Jakarta, Aktual.com — Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan pemerintah akan fokus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Pengembangan tersebut merupakan bagian rencana pembangunan energi listrik 35 ribu MW hingga 2019, yang diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan, menjaga kemandirian dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Presiden berkomitmen untuk meningkatkan pengembangan energi baru dan terbarukan, sebagai bagian penting pencapaian pembangunan energi listrik 35 ribu MW dan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga 20 persen,” ujar Rachmat dalam keterangan resminya, Selasa (7/7).
Lebih lanjut dikatakan dia, pemerintah akan mengurangi besar-besaran energi fosil minyak bumi. Minyak bumi diproyeksikan akan berkurang hingga 20 persen, sementara energi gas justru akan dinaikkan hingga mencapai 30 persen. Pemerintah juga akan mengoptimalkan energi batu bara hingga menjadi lebih dari 33 persen.
Sementara energi baru dan terbarukan dari bahan bakar nabati (biofuel) akan dinaikkan menjadi lebih dari 5 persen, panas bumi menjadi lebih dari 5 persen, energi baru dan energi terbarukan lainnya, khususnya biomassa, tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin menjadi lebih dari 5 persen, serta batubara yang dicairkan (liquefied coal) menjadi lebih dari 2 persen.
“Energi terbarukan harus diperjuangkan secara lebih serius karena lambat laun energi fosil akan semakin menipis dan habis. Pengembangan energi baru ini akan menggerakkan industri dan
meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar global,” tutur dia.
Rachmat berharap ke depan, implementasi energi terbarukan akan semakin produktif, efisien, dan secara tidak langsung akan menumbuhkan pengusaha baru yang ramah lingkungan.
“Pengembangan energi terbarukan secara otomatis akan berimplifikasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat, menunjang pembangunan daerah, serta menguatkan ketahanan nasional,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: