Jakarta, Aktual.com – Rencana Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita yang ingin menjadikan ritel-ritel besar sebagai pemasok barang-barang untuk warung kecil menjadi sorotan dalam beberapa hari ini. Hal ini diduga menjadi indikasi bahwa perusahaan ritel besar di tanah air tengah panik.

Hal ini diungkapkan oleh ekonom asal Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, Kamis (28/9).

“Langkah peritel modern ini kan memang sebagai respon terhadap penurunan konsumsi dalam beberapa kuartal terakhir,” ucap Faisal kepada Aktual.

Sebagaimana diketahui, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ritel pada tahun ini sedikit melambat, yakni hanya 3,9% di kuartal I dan 3,7% di kuartal II 2017. Angka ini jauh merosot jika dibandingkan dengan pertumbuhan ritel pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, yang secara berurutan mencapai 11,3% dan 9,2%.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2017 hanya tumbuh sebesar 4,95% atau melambat jika dibandingkan triwulan yang sama pada 2016, yaitu 5,04%. Hal ini turut memperburuk kelesuan ekonomi di tanah air pada semester pertama 2017.

Faisal berpendat jika rencana penyaluran barang dagangan kepada warung kecil oleh perusahaan ritel sejatinya merupakan manuver atas kondisi di atas. Sialnya, manuver ini justru direstui oleh pemerintah.

“Justru itu yang berbahaya bagi para pedagang kecil,” tegasnya.

Seperti yang diketahui, Mendag Enggartiasto Lukita mengutarakan rencananya untuk menggandeng perusahaan ritel modern untuk menyalurkan barang ke warung kecil pada 19 September 2017 lalu.

Menurut Enggartiasto, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sedang menyiapkan pola distribusi barang hingga sampai ke warung. Secara garis besar, akan dibuat kelompok distribusi menjadi dua dan membuat keanggotaan.

Kelompok pertama seperti Alfamart dan Indomaret karena memiliki ribuan gerai, dan kelompok kedua seperti Hypermart, Hero, Carefour dan Transmart.

“Mereka (warung) perlu dibantu mendapatkan akses barang dengan murah. Tujuannya supaya pembangunan berkeadilan dan merata,” ucap Enggar saat itu.

Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Arbie Marwan