Menteri Perdagangan Thomas Lembong memberi keterangan pers mengenai hasil pengawasan semester II tahun 2015 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (22/12). Dalam periode semester II tahun 2015, Kemendag mengidentifikasi 51 pelanggaran SNI, 46 pelanggaran petunjuk penggunaan manual dan garansi serta 22 pelanggaran pencantuman label berbahasa Indonesia. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/15.

Jakarta, Aktual.com — Menghadapi fluktuasi ekonomi global tahun 2016, Pemerintah Indonesia berencana meningkatkan perdagangan dengan India. Pasalnya ekonomi India saat ini sedang ‘naik daun’.

“India sedang naik daun, perdagangannya tertinggi di emerging market, jadi kami berikan perhatian khusus dengan India,” ujar Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/1).

Thomas mengaku mendapat perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan kerja sama perdagangan di bidang farmasi dengan India. India telah menjadi eksportir terbesar pada obat-obatan generik dengan nilai kisaran USD3 miliar hingga USD5 miliar per tahun.

Selain itu pemerintah juga melirik sejumlah negara lain yang memiliki prospek untuk ditingkatkan hubungan perdagangan. Adapun negara yang menjadi perhatian Menteri Thomas diantaranya Turki, Asutralia dan Kanada.

“Kita kerjakan peningkatan hubungan dengan Australia, Turki, dan Kanada. Kanada sangat menarik, langkah awal agar bisa masuk ke Amerika Utara. Kalau lewat TPP butuh waktu, tapi sementara kita masuk Amerika Utara lewat Kanada,” tambahnya.

Adapun sektor ekspor andalan Menteri Perdagangan berupa padat karya seperti perhiasan, aksesoris, meubel, dan berbagai jenis lainnya.

“Tren perdagangan ekspor tahun 2016 diperkirakan masih menurun tetapi laju kontraksinya membaik. Masalah ekonomi global masih penuh ‘ranjau’ namun tahun 2016 dirinya yakin lebih baik dibanding tahun lalu,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka