Tangkapan layar - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi . ANTARA/BPPP Kementerian Perdagangan/pri. (ANTARA/BPPP Kementerian Perdagangan)

Jakarta, aktual.com – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, Indonesia akan melanjutkan reformasi perdagangan agar lebih terintegrasi ke dalam ekonomi global.

Hal tersebut disampaikan Mendag dalam acara “Trade, Tourism, and Investment Forum Reviving Global Trade through Strengthening Regional Economic Partnership” yang menjadi bagian dari rangkaian gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-36 Digital Edition yang mengusung tema “Reviving Global Trade”.

“Diharapkan forum ini dapat menghasilkan diskusi tentang tantangan, peluang, dan ide di sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi global. Diharapkan juga, forum ini dapat memberikan perkembangan kebijakan, informasi, dan strategi terkini ketiga sektor tersebut,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lewat keterangannya di Jakarta, Senin (25/10)

Untuk itu, lanjut Mendag, Indonesia mendukung ekonomi yang lebih terbuka, melakukan perdagangan secara adil, serta saling menguntungkan untuk mendapatkan pasar yang lebih baik.

Menurut Mendag, koherensi kebijakan antara perdagangan, investasi, dan kawasan industri akan secara signifikan menguntungkan global, khususnya pemulihan dan pembangunan ekonomi.

“Perdagangan dan investasi yang tertanam dalam rantai nilai global dan regional adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan industrialisasi, pertumbuhan, dan menciptakan kondisi yang berkelanjutan, terutama pascapandemi Covid-19,” ucapnya.

Indonesia, lanjut Mendag, memastikan bahwa perdagangan dan investasi internasional dapat berkontribusi efektif terhadap pemulihan ekonomi global. Hari ini adalah momentum untuk menunjukkan kemampuan dalam bekerja sama meningkatkan perdagangan.

“Indonesia akan terus merundingkan perjanjian perdagangan dengan pemikiran yang sama, baik negara besar dan kecil, sebagai upaya untuk posisi yang lebih baik dalam rantai nilai global. Saat ini, Kemendag dalam proses negosiasi 23 kesepakatan perdagangan bilateral dan regional,” kata Mendag.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi yang paling besar dalam pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi dan investasi.

Kalau dilihat dari perkembangan hasil survei, konsumsi sudah stagnan sehingga tinggal investasi yang akan didorong.

Untuk itu, lanjutnya, dibutuhkan kolaborasi antar-instansi dalam mengakselerasi. Terdapat tiga strategi untuk mendorong investasi, yaitu hilirisasi, insentif dan penyediaan alternatif kawasan industri, serta pemberian hak istimewa dalam bentuk insentif bagi investor yang berinvestasi di luar Jawa.

“Untuk hilirisasi, seperti nikel dan merambah komoditas lain, tetap menjadikan industri yang minimal 70 persen nilai tambahnya sudah harus masuk Indonesia. Sementara untuk insentif kawasan Industri, seperti di Batam, tanahnya pasti lebih murah dan izin akan diurus Pemerintah,” kata Bahlil.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain