Jakarta, Aktual.com —Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo akan terbang ke Papua pekan depan untuk menggelar dialog bersama para pemuka agama di Kabupaten Tolikara menyusul peristiwa kerusuhan yang terjadi di Karubaga pada Hari Raya Idul Fitri Jumat (17/7).

“Saya merencanakan perjalanan ke Kabupaten Tolikara Senin (20/7) dan Selasa (21/7) untuk meninjau lokasi insiden kemarin. Karena kalau hanya laporan saja tanpa melihat dan berdialog langsung rasanya kurang sreg,” kata Tjahjo, di Jakarta, Sabtu (18/7) malam.

Mendagri dijadwalkan memberikan pengarahan kepada jajaran dinas kesatuan bangsa dan politik (kesbangpol) dan pemerintah daerah Kabupaten Tolikara pascainsiden yang menyebabkan tempat ibadah dan bangunan milik warga mengalami kerusakan dan terbakar.

Menurut rencana perjalanan, Mendagri bertolak ke Jayapura pada Senin untuk bertemu dengan Gubernur Papua Lukas Enembe bersama jajaran Kapolda, Kepala BIN daerah serta Kepala Dinas Kesbangpol Provinsi Papua.

Selanjutnya, Selasa pagi, Mendagri melanjutkan perjalanan dari Jayapura menuju Kabupaten Tolikara dengan menggunakan pesawat sewaan.

Tjahjo akan menggelar dialog langsung dengan jajaran foum koordinasi pimpinan daerah (Forkompida) setempat, para pemuka agama serta tokoh masyarakat.

Dia juga akan memberikan bantuan untuk proses pembangunan Masjid sebagai ganti Mushala yang ikut terbakar dalam insiden tersebut.

Sebelumnya Tjahjo Kumolo mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Tolikara dan sekitarnya, untuk tidak terpancing emosi pascakerusuhan yang terjadi pada Hari Raya Idul Fitri 1436 H.

“Masyarakat tidak perlu emosi dan terpancing situasi, waspada terhadap adanya provokator. Kemendagri yakin aparat keamanan mampu mengatasi masalah tersebut dengan cepat dan baik,” kata Tjahjo.

Dia menjelaskan jajaran kesatuan bangsa dan politik seluruh Indonesia terus berkoordinasi dengan aparat intelijen dan keamanan setempat terkait penanggulangan konflik di salah satu kabupaten di Papua tersebut.

Kemendagri segera mengirimkan radiogram yang berisi petunjuk penanganan konflik lokal kepada jajaran Kesbangpol di seluruh Indonesia.

“Saya yakin jajaran Kesbangpol mampu meningkatkan koordinasi antaraparat intelijen baik di pusat maupun di daerah-daerah ‘sumbu pendek’,” jelasnya.

Deteksi dini terhadap potensi konflik horisontal di daerah diperlukan untuk mencegah insiden perpecahan yang semakin meluas, katanya.

“Pemberian penyuluhan kepada masyarakat untuk tenang dalam menjaga stabilitas daerah terpadu juga diperlukan,” ujarnya

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid