Jakarta, Aktual.com – Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad, mengatakan kebutuhan inovator di Indonesia nantinya akan dipenuhi oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).

“Untuk memaksimalkan penciptaan lulusan SMK berkualitas, pembelajaran di sekolah perlu memberikan ruang pilihan kegiatan dan aktivitas yang mengembangkan keragaman bakat dan minat siswa,” kata Hamid dalam acara penganugerahan pemenang “SMK Inclusive Innovation Challenge 2016” di Jakarta, Kamis (24/11).

Inovasi dan kewirausahaan perlu ditumbuhkembangkan sejak dini di SMK. Kemendikbud juga tengah menyiapkan perubahan bagi sekolah kejuruan.

Salah satu upaya yang ditempuh adalah kewajiban bagi SMK untuk memiliki rekan dari industri sebagai respons tantangan masa depan.

“Kalau tidak punya rekan industri lebih baik menjadi SMA saja,” ucap Hamid.

Tujuan penyelenggaraan kegiatan belajar dan mengajar di SMK ada dua, yaitu agar lulusannya dapat langsung bekerja di industri atau bekerja secara mandiri.

Untuk memenuhi kebutuhan industri, kurikulum SMK akan dibuat lebih fleksibel menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja dari pihak industri.

Selain itu, Hamid juga menyampaikan upaya kewirausahaan di SMK harus didukung agar jumlah sekolah kejuruan yang bertambah banyak tidak menambah pula pengangguran.

“Kami tingkatkan terutama kapasitas guru teknik informatika dan komputer (TIK) untuk mendukung upaya pemerintah mewujudkan ekonomi digital dengan target 1.000 perusahaan start-up baru sampai 2019,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid