Jakarta, Aktual.com — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan upaya melestarikan kebudayaan jangan dipandang sebagai sesuatu yang kuno, namun justru “keren”.

“Melestarikan tradisi itu ‘ga’ kuno, tetapi justru ‘keren’. Anak-anak harus dibebaskan berekspresi menangkap suasana di zamannya dan mengembangkan kebudayaan,” katanya di Semarang, Jateng, Jumat (7/8).

Hal tersebut diungkapkan mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu, saat membuka Pekan Budaya Indonesia dengan Semarang sebagai tuan rumah di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang.

Menurut Anies, Ki Hajar Dewantoro melalui bukunya yang berjudul “Pendidikan dan Kebudayaan” memberikan pesan bahwa generasi muda jangan hanya diajarkan untuk melestarikan kebudayaan.

“Bukan hanya melestarikan, tetapi juga mengembangkan kebudayaan. Tadi, kita sama-sama saksikan tarian yang mengombinasikan antara seni tradisional dan ekspresi modern,” tuturnya.

Ia mengatakan generasi muda harus diberikan kesempatan untuk mengombinasikan antara tradisi dengan modernisasi menjadi sebuah ekspresi yang akan diakui sebagai sesuatu yang menarik.

Menjalankan dan mengekpresikan tradisi, kata dia, bukan sesuatu yang bersifat statis, melainkan dinamis karena ada dinamika dan harmoni, apalagi di tengah kebhinnekaan Indonesia.

Makanya, upaya mengajak generasi muda untuk mengembangkan kebudayaan dilakukan, salah satunya melalui Pekan Budaya Indonesia yang kali pertama penyelenggaraannya di Semarang, Jawa Tengah.

“Jadi, melalui Pekan Budaya Indonesia ini akan kami dorong terus dengan harapan anak-anak muda bisa mengombinasikan tradisi yang sudah lama melekat dengan ekspresi baru anak muda,” ujarnya.

Anies mengatakan Pekan Budaya Indonesia diharapkan akan terus bergulir ke berbagai daerah di Indonesia agar generasi muda tidak hanya mampu melestarikan, namun juga mengembangkan kebudayaan.

Pekan Budaya Indonesia akan diselengarakan di 11 lokasi yang berbeda di Kota Semarang mulai 4-10 Agustus 2015 dengan berbagai kegiatan berbeda, sperti pameran, kesenian, hingga musik kontemporer.

Sebanyak 11 lokasi itu, antara lain Lapangan Simpanglima, Gedung Lawang Sewu, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Gelanggang Olahraga (GOR) Tri Lomba Juang, dan Taman Budaya Raden Saleh.

Selain dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jajaran pejabat terkait yang hadir, antara lain Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Penjabat (Pj) Wali Kota Semarang Tavip Supriyanto.

Artikel ini ditulis oleh: